
Peluang News, Jakarta – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menyampaikan, pihaknya siap menginkubasi Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju agar bisa meningkatkan kapasitas SDM, kualitas produk, kelembagaan, hingga masuk skala ekonomi.
Apalagi, koperasi nelayan yang baru berusia lima bulan tersebut saat ini sudah memiliki enam unit usaha produktif, yaitu, cold storage atau Gudang Beku Portabel (GBP) berkapasitas 10 ton, sentra kuliner, pengolahan ikan, pabrik es berkapasitas 1 ton, bengkel dan docking kapal nelayan (bekerjasama dengan pemasok suku cadang resmi untuk kapal nelayan), dan kios persediaan (perbekalan melaut, kebutuhan rumah tangga, alat penangkapan ikan).
“Oleh karena itu, kami siap menginkubasi dan melakukan pendampingan bagi koperasi dalam bentuk Bimbingan Teknis atau Bimtek, agar nantinya setelah tercapai skala keekonomian sampai bisa mengakses dana bergulir,” ujar Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo dalam keterangan resminya, Kamis (9/5/2024).

Kendati demikian, ia menyatakan bahwa inkubasi tidak bisa dilakukan secara penuh, karena ada langkah-langkah yang harus dilalui terlebih dahulu.
Adapun langkah pertama yang harus diperkuat yaitu dengan melakukan harmonisasi dengan buyer, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Jadi, dalam hal ini perlu ada peningkatan jiwa enterpreneurship dari para pengurus koperasi. Pasalnya, untuk bisa melakukan ekspor itu banyak aturan (international trade) yang harus dipahami,” jelas Supomo.
“Yang harus diingat, aturan dagang di setiap negara itu berbeda-beda. Contoh Jepang, yang dikenal ketat dalam hal ekspor pangan dari luar. Disana, tidak cukup hanya sertifikat keamanan pangan HCCP saja. Lebih dari itu,” lanjutnya.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa Customs (Bea Cukai) dari masing-masing negara juga pasti memiliki aturan main yang berbeda.
“Belum lagi menyangkut L/C, bukan sesuatu yang mudah untuk dipahami dan dijalankan. Atau yang menyangkut Surat Kredit Bank Dalam Negeri (SKBDN). Nah, LPDB-KUMKM bisa menginkubasi dalam meningkatkan kapasitas SDM pengurus koperasi,” ungkapnya.
Tak hanya itu, kata Supomo, penambahan knowledge kepada para nelayan dalam hal cara menangkap ikan dan mengolah hasil tangkapannya di kapal juga perlu dilakukan.
“Hal ini bertujuan agar dapat menjaga kualitas ikan tetap baik, jangan sampai menetes mengeluarkan darah. Hal-hal seperti itu harus dipahami para nelayan saat melaut,” ucapnya.
Mengenai hal ini, ia merujuk terhadap keberhasilan Koperasi Nelayan Mino Saroyo yang berada di sekitar Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) sebagai salah satu contoh yang patut ditiru.
Alasannya, karena kemampuan kapal-kapal para nelayan Mino Saroyo tersebut sudah mampu melaut selama berbulan-bulan dengan hasil tangkapan sebanyak ratusan ton ikan.
“Apalagi, Koperasi Produsen Samber Binyeri Maju juga sudah bagus dengan memiliki infrastruktur pendukung yang lengkap. Maka Koperasi ini semacam mini prototype yang siap untuk dikembangkan melalui peningkatan kapasitas SDM hingga kelembagaannya,” pungkas Supomo.