
PeluangNews, Jakarta – LPDB-KUMKM atau Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berkomitmen memberikan pendampingan bagi koperasi dan pelaku UMKM sepanjang kegiatan usahanya bertumbuh.
Penegasan itu disampaikan Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo, menjawab sampai kapan LPDB-KUMKM memberikan pendampingan kepada koperasi dan pelaku UMKM, dalam Zona Inspirasi bertema Proyeksi Penyaluran Dana Bergulir Tahun 2024, yang ditayangkan langsung KompasTV, Kamis (18/1/2024)
“Memang jadi seperti tidak ada ujungnya atau akhirnya. Itu komitmen kami karena koperasi yang memberikan working capital terus berlanjut. Pendampingan inikan erat kaitannya dengan pembiayaan, jadi kalau usahanya berkembang kami akan dukung terus,” ujar Supomo.
Istilah pendampingan, jelas Supomo, ialah Top Up dengan menambah jumlah dana bergulirnya hingga Rp500 miliar/koperasi. Karena itulah, pendampingan yang dilakukan LPDB-KUMKM terkesan tidak ada ujungnya.
Namun, Supomo menegaskan, pihaknya senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance (GCG) untuk memastikan bahwa dana tersebut digunakan dengan optimal.
“Kami berkomitmen untuk tetap on the track dalam penyaluran dana bergulir. Ini bukan hanya tentang angka, tetapi juga tentang bagaimana kami menjaga kualitas pembiayaan kepada koperasi di seluruh Indonesia,” kata Supomo.
Lebih lanjut, Supomo mengajak para pelaku UMKM untuk bergabung dengan koperasi sebagai langkah strategis. Dengan bergabung kepada koperasi, mereka dapat lebih mudah dan murah mendapatkan permodalan serta pembiayaan yang mudah dan ramah dari LPDB-KUMKM.
“Kami ingin mendorong kolaborasi antara pelaku UMKM dan koperasi. Ini akan memungkinkan mereka untuk mengakses dana bergulir dari kami dengan lebih efisien,” kata Supomo.
Sementara untuk menumbuhkan wirausaha yang mampu naik kelas, menurut Supomo, pihaknya memiliki program Inkubator Wirausaha. Pada tahun 2023, pihaknya melakukan kerja sama dengan 10 lembaga inkubator dari berbagai daerah. Mereka dari swasta dan perguruan tinggi. “Jumlah (lembaga inkubator) dari swasta dan pergurun tinggi 50:50 lah,” ujar Supomo.
Diantaranya Inotek Foundation dan Smesco Labo Inkubator dari wilayah Jakarta, kemudian Cubic Inkubator Bisnis, Alif Learning Center dari Jawa Barat.
Selain itu, Siger Innovation Hub dari Lampung, Inkubasi Bisnis dan Inovasi Bersama Universitas Islam Indonesia dari Yogyakarta, Business Learning Center, BPBRIN Universitas Airlangga, Inkubator dan Layanan Bisnis Inovatif Institut Teknologi Sepuluh November dari Jawa Timur. Dan Inkubator Bisnis Universitas Hindu Indonesia dari Denpasar Bali.
Supomo menegaskan, pihaknya terus berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan UMKM di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif penyaluran dana bergulir dan program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM serta menjaga integritas dan kualitas pelayanan dalam penyaluran dana bergulir kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Program Inkubator Wirausaha LPDB-KUMKM memiliki empat program utama, yakni inkubasi, deal club, business matching, dan juga fund fest yang menjadi solusi pendanaan bagi startup dengan menghadirkan coaching dan business pitching.
“Untuk tahun 2024 kami telah membuka pendaftaran calon penyelenggara lembaga inkubator yang kami buka hingga 2 Desember 2023. Diharapkan dengan terus melaksanakan kegiatan ini bisa memberikan dukungan bagi Koperasi dan UMKM maupun startup untuk naik kelas,” ucap Supomo. (Aji)
Baca Juga: Hingga Akhir Tahun Ini, LPDB-KUMKM Target Penyaluran Dana Bergulir Rp1,8 Triliun