hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

LPDB GENCARKAN SISTEM JEMPUT BOLA

Usai lakukan konsolidasi internal yang ketat di tahun 2018, Lembaga Pengelola Dana Bergulir kini bersiap menggelontorkan lagi pinjaman pembiayaan berbunga rendah. Sasarannya bakal banyak tertuju ke koperasi dan usaha kecil menengah.

LEMBAGA Pengelola Dana Bergulir (LPDB) akan lebih proaktif mendatangi para mitra usahanya di berbagai pelosok tanah air.

”Kita akan perbanyak sistem jemput bola dalam menyosialisasikan lembaga ini ke berbagai pelosok Tanah Air. Selain itu juga melakukan bimbingan calon debitur sampai mereka siap membuat proposal pengajuan kredit sesuai aturan main yang ada di LPDB-KUMKM,” kata Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto kepada wartawan akhir Januari lalu di Banyuwangi, Jawa Timur. Dia mengakui, selama ini ada kesan pengajuan kredit dana bergulir di LPDB -KUMKM itu rumit dan amat birokratif. Karenanya, lanjut Krisdianto, pihaknya akan terus berupaya menghapus stigma buruk itu dengan intens melakukan sosialisasi agar ada pemahaman yang sama dari calon debitur. Kita akan mendampingi mereka sesuai tahapan proses yang ada,” jelas Krisdianto. Guna mencapai sasaran diharapkan, LPDB akan memakai sejumlah strategi, pertama meningkatkan porsi penyaluran dana bergulir langsung ke koperasi dan UKM ketimbang ke Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. “Kedua, kita akan meningkatkan kerja sama dengan dinas-dinas koperasi, termasuk Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT), yang ada di daerah,” ujarnya. Strategi ketiga, meningkatkan kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM terkait data-data koperasi dan UKM. Diharapkan LPDB bisa mendapatkan data koperasi dan UKM yang berprospek dan berkinerja baik, yang nantinya akan menjadi mitra LPDB.

Agar koperasi dapat menjadi mitra usaha yang baik, Krisdianto memberikan dua syarat. Pertama, harus disiplin dalam menerapkan laporan keuangan usahanya, dan kedua, harus konsisten melakukan Rapat Anggota Tahunan.

Strategi keempat, membuat layanan pembiayaan ke pengusaha kelas mikro secara langsung. “Regulasinya sedang dibuat dalam bentuk Permenkop, dan kita akan membuka layanan untuk itu secara online. Mengenai segala persyaratannya sedang kita susun. Yang jelas, kita akan menyiapkan pendanaan yang terjangkau diakses usaha mikro,” ungkap Krisdianto lagi.

Meski begitu, Krisdianto menampik bakal menjadi kompetitor bagi koperasi dan perusahaan Fintech dalam melayani pembiayaan usaha mikro dan wirausaha pemula di Indonesia dengan maksimal pinjaman Rp50 juta. Justru pihaknya akan mengisi celah yang belum diisi koperasi dan perusahaan pembiayaan lain.  Krisdianto menambahkan, untuk usaha mikro akan ada dua opsi layanan dari LPDB, yaitu yang pola agunan dan yang tanpa agunan. Untuk yang tanpa agunan akan ditawarkan melalui perusahaan penjaminan, Jamkrindo atau Jamkrida. Bahkan, biaya untuk proses ini pun dengan biaya lebih kompetitif dan terjangkau oleh usaha mikro. (Irm)

pasang iklan di sini