hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Lima Mahasiswi Unram Inovasi Jam Tangan Etnik Sasambo

MATARAM-—Kreativitas lima mahasiswi dari Universitas Negeri Mataram ini patut diapresiasi. Pada usia muda mampu melakukan inovasi memadukan produk jam tangan dan kerajinan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu kain tenun dari etnik Suku Sasak, Samawa, Mbojo (Sasambo).  Jam tangan produk mereka dinamakan Jam Tangan Oleh-oleh Etnik Sasambo disingkat JONES

Inovasi berawal pada 2017 lima mahasiswa dari Universitas Mataram Lombok, masing-masing Rizki Amalia Nuraini (FKIP), Peri Anggraini (Fisipol), Ririn Ayu Prastika (Fisipol), Vivin Wulantari (FKIP), serta Ulia Arta Sari (FKIP) mengikuti ajang kompetisi tingkat S-1 se Indonesia Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).  

Ajang itu sendiri menawarkan berbagai bidang, di antaranya bidang kewirausahaan yang diikuti kelima mahasiswa tersebut dengan dosen pembimbing  Oryza Pneumatica Inderasari,

“Alhamdullilah, proposal kami lolos untuk dapat pendanaan dari Kemendikti.  Dengan modal awal Rp6, 4 juta kami memulai produksi jam tangan,” ujar Rizki Amalia Nuraini ketika dihubungi Peluang, Senin (4/5/20).

Menurut Rizki, kain tenundengan  ikon  seperti rumah tradisional suku Sasak hingga Suku Samawa (Sumbawa).  Setiap produk diberikan filosofinya hingga menjadi edukasi memperkenalkan budaya yang ada di NTB.

Untuk pemaran mereka menggunakan cara daring (digital) dengan media sosial seperti instagram. Mereka juga mengikuti bazar dan pameran. Pasar awalnya baru kalangan kalangan mahasiswa dan staf pengajar Unram.

Sebuah jam tangan dibandrol dengan harga Rp250 ribu per buah. Setiap bulan rata-rata produksi mampu mencapai 20 buah.  Ada juga pembeli dari luar Lombok. Omzet tertinggi yang pernah diraih Rp25 juta per bulan. Bisnis dilakukan sambil kuliah.

“ Untuk dijual ke luar belum, tetapi kami sudah mengenalkan produk ke Brunei, dan Jepang melalui sebuah program,” ucap dara yang karib dipanggil Amel itu.

Seperti halnya banyak UKM lain, usaha kelima mahasiswa ini juga terdampak pandemi Corona. Tim JONES ada  juga pada pulang kampung dengan karyawan yang mayoritas mahasiswa juga sudah pada pulang kampung.

“Kami menonaktifkan produksi. Tapi kami mensiasatinya dengan terus aktif di  media sosial, seperti akun IG @jones_jamkaintenun.  Deangan demikian masih banyak  pelanggan yang melihat. Selain itu kami membuat banyak konten literasi kebudayaan NTB . Jadi nggak pasif begitu saja,”  tutur Amel.

Apa ada rencana ke depan? Setelah pasca pandemi. Amel menuturkan tim JONES mempunyai rencana membuat diversifikasi produk kayak gelang tenun, bross hijab dari tenun juga dan untuk menambah target produksi (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini