octa vaganza
Ragam  

Lima Mahasiswa Universitas Brawijaya Kembangkan Ikan Naga Air

MALANG— Axolotl Salamander (Ambystoma mexicanum )merupakan salah satu hewan langka yang digemari para penghobi ikan hias dan kerap dijuluki Naga Air. Wajahnya yang sekilas terlihat lucu menggemaskan jadi daya tarik utamanya.

Meskipun memiliki umur yang cukup panjang hingga 15 tahun namun panjang badannya hanya di kisaran 30 cm dengan berat hingga 100 gram. Harga Axolotl berkisar antara Rp450.000 hingga jutaan rupiah bergantung pada kelangkaan, jenis dan fisiknya.

Potensi yang besar itu membuat, lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil mengembangbiakkan Axolotl hingga tawaran untuk expor dari beberapa negara seperti arab, malaysia, india, hingga Tiongkok.

Mereka adalah Daffa Khairan(FPIK), Brillian Prastica(FPIK), Muhammad Setiawan Gusmi(FPIK), Rere Tara Mahameru (FPIK) dan Ali Akbar (FILKOM) dibawah bimbingan Mochammad Fattah, S.Pi., M.Si., mam, mengembangkan Axolotl agar mampu beradaptasi dan hidup di lingkungan dengan parameter Indonesia bertajuk Aquaxo.

Daffa mengatakan dibalik potensi yang menjanjikan tersebut Axolotl sulit hidup di Indonesia dikarenakan parameter untuk memijahnya yang berbeda dari kebanyakan ikan lainnya.

“Hewan endemik Mexico ini memiiki habitat di danau Xochimilco dengan tinggi 2.240 mdpl sehingga memiliki parameter air yang berbeda terlebih pada suhu air,” kata Daffa selaku ketua tim dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/10/21).

Tim Aquaxo berhasil untuk membudidayakan hewan endemik ini. Bahkan dalam satu kali produksi dapat menghasilkan ratusan telur.

Aquaxo memiliki visi untuk dapat melestarikan dan mengembangkan komoditi unik ini dengan menggunakan teknologi yang kami kembangkan yaitu dengan water closed loop chiller system.

Axolotl dari Aquaxo memiliki daya tahan yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena Axolotl sudah berhasil adaptif dengan parameter yang ada di Indonesia sehingga sangat memungkinkan pengemar ikan hias  untuk memiliki Toothless di rumah.

Dalam proses perawatannya di rumah, Axiotl diletakkan di dalam Akuarium kaca menggunakan Water Chiller yang berfungsi untuk memanipulasi parameter suhu karena Axolotl membutuhkan suhu sekitar 18-20 derajat untuk memijah dan 16-28 derajat untuk rentang hidup.

Pada masa pembesaran perlahan akan dinaikan suhunya agar Axolotl bisa beradaptasi dengan parameter tropis khususnya di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa Axolotl hasil breeding Aquaxo  memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan Axolotl diluar karena mampu beradaptasi disuhu tropis bahkan hingga 28 derajat.

Daffa berharap kehadiran ikan hias hasil budi daya pihaknya mampu memberikan variasi baru pada komoditas ikan hias di Indonesia sekaligus menembus pasar ekspor demi mengangkat potensi perikanan Indonesia.

“Dari domestik batch 1 kemarin langsung terjual habis dan profit sampe 9 juta rupiah. Dari luar negeri sudah ada permintaan 1000+ axolotl untuk di ekspor,”kata Daffa.

Exit mobile version