
Peluang News, Jakarta – Liang Wenfeng adalah seorang pengusaha dan ahli kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, yang dikenal sebagai pendiri DeepSeek, sebuah perusahaan AI yang mengembangkan model bahasa besar (LLM) sumber terbuka. Sebelum mendirikan DeepSeek, Liang merupakan salah satu pendiri High-Flyer, sebuah dana lindung nilai kuantitatif yang berbasis di Hangzhou, Zhejiang.
Pada tahun 2021, Liang mulai membeli ribuan unit GPU Nvidia untuk proyek AI-nya, yang pada saat itu dianggap sebagai langkah eksentrik oleh beberapa pihak. Namun, pada tahun 2023, ia meluncurkan DeepSeek dengan tujuan mengembangkan Kecerdasan Umum Buatan (AGI).
DeepSeek menjadi sorotan setelah merilis model DeepSeek-R1, sebuah model AI dengan 671 miliar parameter yang dirancang untuk penalaran. Model ini dibangun menggunakan 2.048 GPU Nvidia H800 dengan biaya sekitar $5,6 juta, menunjukkan pendekatan efisien yang berbeda dengan anggaran miliaran dolar dari pesaing Barat. Pada 27 Januari 2025, DeepSeek melampaui ChatGPT menjadi aplikasi gratis nomor satu di App Store iOS AS.
Seperti dilansir dari Reuters, Liang tumbuh di provinsi selatan Guangdong, yang selama pada tahun 1980-an hingga 1990-an memimpin negara dalam mengadopsi kapitalisme pasar. Saat itu, Liang dikelilingi oleh orang-orang yang lebih mengutamakan untuk memulai bisnis daripada belajar, tetapi dia lebih cenderung pada hal akademis.
Dia melanjutkan kuliah di Universitas Zhejiang yang elit pada usia 17 tahun, mengambil jurusan Teknik Elektronika dan Komunikasi sebelum melanjutkan ke jenjang magister Teknik Informasi dan Komunikasi yang diselesaikan pada 2010.
Liang Wenfeng kemudian mendirikan sebuah dana lindung nilai kuantitatif pada 2015, yang menggunakan algoritma matematika yang rumit untuk perdagangan.
Portofolio dana tersebut berjumlah lebih dari 100 miliar yuan ($13,79 miliar) pada akhir 2021, tetapi pada April 2023, perusahaan mengumumkan di akun WeChat bahwa mereka akan memperluas kewenangannya di luar industri investasi dan memusatkan sumber daya untuk mengeksplorasi esensi Artificial General Intelligence (AGI). DeepSeek dibuat sebulan kemudian.
Karyawan DeepSeek sebagian besar adalah lulusan dan mahasiswa PhD dari universitas-universitas top Tiongkok, yang menurut Liang lebih suka bekerja untuk DeepSeek karena perusahaan tersebut menangani tantangan terbesar dalam AI.
Liang telah menjaga profil yang sangat rendah hingga 20 Januari, ketika ia menjadi salah satu dari sembilan orang yang diminta untuk memberikan pidato di simposium tertutup yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang.
Dia memang sempat memberikan dua wawancara dengan media Tiongkok Waves tahun lalu dan 2023, tetapi selain itu ia lebih banyak menjauh dari mata publik. Bahkan, DeepSeek tidak menanggapi permintaan wawancara.
Pada simposium tersebut, penampilan muda milenial itu kontras dengan para akademisi, pejabat, dan kepala konglomerat milik negara yang berambut abu-abu duduk di sekitarnya.
Namun fakta bahwa Liang diundang untuk menyampaikan pendapatnya tentang kebijakan pemerintah Tiongkok yang menyoroti pengakuan Beijing atas peran DeepSeek dalam kemungkinan mengubah tatanan AI global.
Di bawah kepemimpinan Liang, DeepSeek memfokuskan bakat dan sumber daya penelitian untuk menciptakan model yang dapat menyamai, atau bahkan lebih baik dari OpenAI.
Perusahaan tersebut berharap di masa mendatang untuk terus berfokus pada model-model mutakhir yang akan digunakan oleh perusahaan lain untuk membangun produk AI yang ditujukan bagi konsumen dan perusahaan.
Pendekatan Liang menonjol dalam industri teknologi Tiongkok yang terbiasa mengambil inovasi dari luar negeri, mulai dari aplikasi telepon pintar hingga kendaraan listrik, dan dengan cepat meningkatkannya, seringkali jauh lebih cepat daripada negara-negara tempat penemuan tersebut pertama kali dibuat.
“AI Tiongkok tidak bisa berada dalam posisi mengikuti selamanya. Kami sering mengatakan bahwa ada kesenjangan satu atau dua tahun antara AI Tiongkok dan Amerika Serikat, tetapi kesenjangan yang sebenarnya adalah perbedaan antara orisinalitas dan peniruan,” kata Liang dalam sebuah wawancara dengan Waves pada bulan Juli tahun lalu.
Wawancara Liang Wenfeng mengungkap keyakinan bahwa industri teknologi Tiongkok telah mencapai persimpangan jalan di mana ia kekurangan kepercayaan diri dan tidak memiliki modal yang dibutuhkan untuk terlibat dalam terobosan R&D yang mendasar.
“Dalam tiga puluh tahun terakhir, (industri teknologi Tiongkok) hanya menekankan pada menghasilkan uang, dan mengabaikan inovasi. Inovasi tidak semata-mata didorong oleh bisnis, tetapi juga membutuhkan rasa ingin tahu dan keinginan untuk berkarya,” ungkap dia.
DeepSeek telah mengambil keputusan untuk menjadikan semua modelnya sebagai sumber terbuka, tidak seperti pesaingnya di AS, OpenAI. Dalam model sumber terbuka, kode dasar tersedia untuk umum bagi pengembang mana pun untuk digunakan dan dimodifikasi sesuai keinginan. (Aji)