Peluang News, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengingatkan bahwa perbedaan budaya dan suku yang dimiliki Indonesia harus menjadi alat pemersatu, bukan malah menjadi ancaman disintegritas.
Indonesia, lanjutnya, mempunyai kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Pulau Rote.
Kekayaan budaya Indonesia tersebut, baik perbedaan ekspresi, suku bangsa, maupun bahasa, harus menjadi kekuatan untuk menyatukan bangsa Indonesia, bukan malah ancaman perpecahan bangsa.
“Itulah makna Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu,” ujarnya ketika melepas peserta Apel Pemberangkatan Lari Lintas Juang 2025 di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Minggu (17/8) jam 5 pagi.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 600 siswa dan guru SMA Labschool dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, terdiri dari Labschool Rawamangun, Labschool Kebayoran, Labschool Cirendeu, Labschool Cibubur, Labschool Ciracas dan Labschool Bintaro.
Para siswa SMA mengikuti Lari Lintas Juang dengan berlari dari TMP Kalibata menuju sekolahnya masing-masing dengan menempuh jarak sepanjang 17 km. Lari Lintas Juang itu merupakan kegiatan yang harus dijalani para siswa sebagai bagian dari prosesi pengukuhan pengurus OSIS dan MPK (Majelis Permusyawaratan Kelas). Sementara siswa SMP juga mengikuti Lari Lintas Juang dari titik start yang berbeda-beda.
Fadli Zon mengingatkan pencapaian 80 tahun kemerdekaan Indonesia merupakan hal yang patut disyukuri. Sebab, tidak banyak negara di dunia yang masih mampu berdiri kokoh dan bersatu saat memasuki usia ke-80.
Dihadapan para siswa SMA Labschool, Fadli Zon mengingatkan bahwa para siswa merupakan calon pemimpin masa depan. Oleh karena itu, dia meminta para siswa untuk mempersiapkan bekal sebanyak mungkin sehingga dapat memimpin negara menuju era Indonesia Emas di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Menteri Fadli Zon juga mengingatkan para siswa untuk senantiasa meneladani dan mengingat jasa para pahlawan yang telah membawa Indonesia menjadi bangsa yang Merdeka.
