octa vaganza

Lembaga Pembiayaan Akui Perketat Penyaluran Kredit Imbas Pandemi Corona

JAKARTA—-Lembaga pembiayaan mengakui memperketat penyaluran kredit sejak pemerintah mengumumkan kasus Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Hal itu berpengaruh pada penurunan laba perusahaan di kuartal I 2020.

Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono, mengatakan, sebenarnya penyaluran kredit pada awal tahun cukup memiliki prospek.  BFI Finance malah  membukukan nilai pembiayaan baru sebesar tiga triliun rupiah  pada dua bulan pertama 2020.

“Sejak pengumuman kasus positif Covid-19 pada 2 Maret lalu, kami memutuskan untuk memperketat penyaluran pembiayaan,” ujar Sudjono, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/4/20). 

Langkah ini adalah antisipasi atas risiko bisnis yang timbul karena dampak dari pandemi ini di bulan-bulan mendatang.

Sudjono mengatakan, total peningkatan nilai pembiayaan baru pada kuartal I 2020 sebeaar Rp 4 triliun atau naik 20,7 % dari periode yang sama di 2019 sebesar Rp3,4 triliun. Kenaikan ini turut mengerek nilai pendapatan perusahaan yang meningkat 10,1% menjadi Rp1,4 triliun. 

Meskipun demikian, total laba dilaporkan sebesar Rp 327,9 miliar atau turun 2,7% dibandingkan kuartal pertama 2019.

Penurunan ini karena Perusahaan membentuk cadangan 70% piutang sebagai antisipasi penurunan ekonomi yang berpotensi meningkat kredit macet. 

Per 31 Maret 2020, BFI Finance mencatatkan NPF (Non-Performing Financing) 1,1%.  Sementara cadangan kerugian yang ada mencapai 3,1x NPF atau sekitar 3,55% dari nilai aset produktif Perusahaan.

“Jumlah ini ditargetkan untuk menjadi penyangga  mengantisipasi pemburukan NPF di tengah pandemi Covid-19,” tutur Sudjono.

Porsi produk pembiayaan kendaraan roda empat masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 68,7% yang disusul dengan pembiayaan kendaraan roda dua sebesar 21,2%, alat berat dan mesin sebesar 8,7%.

Sementara sisanya adalah pembiayaan dengan agunan properti (property-backed financing), serta pembiayaan syariah. 

Total piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perusahaan tercatat sebesar Rp18,7 triliun, atau naik 3,1% dari sebelumnya sebesar Rp18,1 triliun. Kenaikan ini berkontribusi positif terhadap peningkatan total aset Perusahaan di kuartal pertama 2020 sebesar Rp19,7 triliun atau naik 6,6% year on year. 

Kepercayaan dari perbankan juga masih solid.  Pada Maret kemarin perusahaan memperoleh pinjaman sindikasi mencapai 100 juta Dolar AS.

“Hal ini mencerminkan adanya kepercayaan dan hubungan yang baik dengan mitra perbankan, sehingga pertumbuhan perusahaan sesuai dengan rencana yang telah dibuat,” pungkas Sudjono

Exit mobile version