hayed consulting
hayed consulting
lpdb koperasi

Legislator Minta Pemerintah Segera Antisipasi Lonjakan Mudik

 

JAKARTA—-Anggota Komisi V DPR, Suryadi Jaya Purnama, memprediksi jumlah pemudik pada Lebaran 2022 meningkat dibandingkan jumlah pemudik pada Lebaran 2021.

Untuk itu dia meminta agar pemerintah mengantisipasi lonjakan arus mudik 2022. Pasalnya, dia memperkirakan terjadinya kepadatan arus mudik di jalan tol dan jalan non tol, sebab Pemerintah berencana memberlakukan arus searah dan ganjil genap mulai 28 April hingga 6 Mei 2022.

“Adanya pemberlakuan ganjil genap ini dikhawatirkan dapat berimbas pada kepadatan di jalan non tol. Oleh sebab itu agar tidak terjadi kesemrawutan diperlukan sosialisasi yang cukup dan koordinasi yang baik antar instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah.” Ujar Suryadi, dalam keterangan tertulis, Selasa (19/4/22).

Selain itu Suryadi mendesak pemerintah memastikan fasilitas sepanjang jalur mudik memadai karena pada tahun ini, puncak arus mudik sendiri diperkirakan terjadi selama tiga hari (Jumat – Minggu).

Dia berharap semua pekerjaan perbaikan jalan sudah harus selesai pada H-10 Lebaran. Pemerintah menyediakan banyak rest area yang layak dan bersih dengan tambahan jumlah ketersediaan toilet agar tidak menyebabkan kemacetan akibat antrean panjang.

“FPKS mengusulkan agar pelayanan selama arus mudik secara tahunan dimasukkan menjadi salah satu SPM (Standar Pelayanan Minimal) Jalan Tol. Dengan demikian diharapkan pengelola jalan tol dapat selalu meningkatkan pelayanannya terutama pada saat adanya kegiatan mudik,” ujarnya.

Terkait ketentuan booster, Suryadi meminta agar Pemerintah menyediakan pelayanan tes antigen 1×24 jam atau tes PCR 3×24 jam bagi yang belum melakukan vaksinasi booster. Dirinya mengusulkan layanan tes tersebut dapat disediakan secara gratis dengan menggunakan CSR BUMN.

“Hal ini diperlukan agar syarat perjalanan tersebut tidak menjadi hambatan bagi masyarakat yang ingin melakukan mudik pada tahun ini,” ucapnya.

Terakhir di bidang angkutan umum, dirinya juga meminta Pemerintah melakukan pengawasan terhadap kelaikan angkutan umum, baik darat, laut maupun udara. Untuk angkutan darat, Pemerintah harus memastikan jangan sampai ada uji KIR yang menggunakan calo atau biro jasa sehingga dapat diakali.

Dia mengingatkan, pemerintah memperhatikan peringatan Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bahwa hampir 90 persen kecelakaan bus dan truk terjadi di jalan menurun dan sebagian besar pengemudi dalam kecelakaan itu mengabaikan teknik pengereman yang benar.

“Di samping itu, Pemerintah perlu mengawasi harga tiket, jangan sampai terjadi peningkatan yang tidak wajar sehingga membebani masyarakat,” imbaunya.

pasang iklan di sini
[koko_analytics_counter]
octa vaganza