hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Leading dengan Capacity Building

SDM koperasi dinilai masih tertinggal dibanding entitas bisnis lain. Perlu solusi untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya melalui kegiatan pelatihan.

DALAM setiap organisasi  sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan bersama. SDM berkualitas dan mampu menjalin sinergi akan mendongkrak daya saing serta menjadikan organisasi yang unggul. Demikian halnya dengan koperasi yang digadang-gadang sebagai sokoguru perekonomian membutuhkan pengelola (pengurus dan karyawan) yang memiliki kompetensi.

Pelatihan capacity building merupakan salah satu sarana untuk menggenjot kapabilitas pengelola koperasi. Seperti yang dilakukan oleh Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) yang menggelar acara capacity building di Puncak Bogor awal Juli lalu. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Majalah PELUANG ini  diikuti 50 orang pengelola Kopsyah BMI dari level pimpinan, seluruh pengurus dan pengawas sampai staf.

Salah seorang peserta aktif,  Kamaruddin Batubara yang juga  Presiden Direktur Kopsyah BMI  mengatakan, kegiatan capacity building sangat bermanfaat untuk meningkatkan wawasan, kompetensi maupun kerja sama tim. “Kegiatan ini positif untuk membentuk mental dan kompetensi pengelola agar kinerja Kopysah BMI semakin maju,” ujarnya di sela-sela acara.

Dalam kegiatan tersebut materi yang diberikan yaitu membangun kepedulian secara mandiri (building self-awareness), menyelesaikan masalah secara efektif (building effective problem solving), membangun kesadaran tim (building team-awareness), membangun sinergi tim (building team potential synergizing), membentuk semangat berkoperasi (building co-operation), dan tes kepribadian (personality test).

Manfaatnya  tentu berpulang kepada masing-masing kebutuhan peserta. Namun demikian kata mind motivator  Asep Ridrid Karana, pelatih utama acara ini mengatakan, setidaknya ada lima dampak positif dari kegiatan tersebut. Pertama, mengurangi dan menghilangkan  kinerja yang buruk. Dalam hal ini kegiatan pengembangan akan meningkatkan kinerja pegawai saat ini, yang dirasakan kurang dapat bekerja secara efektif dan ditujukan untuk dapat mencapai efektivitas kerja sebagaimana diharapkan oleh organisasi.

Kedua, meningkatkan produktivitas. Melalui kegiatan pengembangan berarti peserta memperoleh tambahan ketrampilan dan pengetahuan baru yang bermanfaat bagi pelaksanaan pekerjaan mereka.

Ketiga, meningkatkan fleksibilitas. Dengan semakin banyaknya keterampilan yang dimiliki pegawai, maka akan lebih fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan kemungkinan terjadinya perubahan. Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi tertentu, maka organisasi tidak perlu lagi menambah karyawan atau pegawai yang baru, oleh karena pegawai yang dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.

Keempat, meningkatkan komitmen pegawai. Melalui kegiatan pengembangan, pegawai diharapkan  memiliki persepsi yang baik tentang organisasi yang secara tidak langsung akan meningkatkan komitmen kerja serta dapat memotivasi untuk menampilkan kinerja yang baik.

Kelima, mengurangi turn over. Semakin besar komitmen pegawai terhadap organisasi akan memberikan dampak terhadap berkurangnya tingkat keluar. Sehingga dapat  meningkatkan produktivitas organisasi.

Kamaruddin menambahkan, teori positif tentang capacity building harus diuji dalam realitasnya. Hal itu dapat terukur dalam tingkat produkftivitas maupun inovasi dari pengelola koperasi. “Hasilnya dapat diketahui selepas acara, apakah positif atau tidak. Tapi saya yakin kegiatan ini dapat menggenjot semangat pengurus maupun karyawan,” pungkasnya.

Dengan melihat besarnya manfaat kegiatan capacity buiding diharapkan koperasi lain pun aktif menyelenggarakannya, baik secara internal maupun bekerja sama dengan pihak luar yang telah berpengalaman.  (Drajat)

 

pasang iklan di sini