
Peluang News, Jakarta – Pelayanan maskapai penerbangan Garuda Indonesia kembali dikeluhkan. Dalam musim haji 2024 ini, Kementerian Agama menilai Garuda Indonesia sering mengalami keterlambatan dalam penerbangan jemaah.
Menurut Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie, keterlambatan keberangkatan Garuda Indonesia mencapai 39,47% dari total penerbangan yang telah dilakukan.
“Sampai 26 Mei, kami melihat Garuda Indonesia masih sering mengalami keterlambatan. Dari 152 kloter, ada 60 kloter yang terlambat atau sekitar 39,47%,” jelas Anna melalui keterangan tertulis, Selasa (28/5/2024).
Dia mengutarakan catatan itu berbeda dengan Saudia Airlines yang menjadi maskapai kedua pengangkut jemaah calon haji Indonesia.
Kemenag mencatat, Saudia hanya mengalami 11,85% keterlambatan dari total penerbangan yang telah dilakukan.
“Saudia Airlines, dari 132 kloter, ada 16 kloter yang mengalami keterlambatan atau sekitar 11,85%,” tuturnya.
Keterlambatan paling parah, ungkap dia, dialami oleh jemaah calon haji kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat adanya kerusakan mesin pesawat yang memberangkatkan jemaah SOC-41.
Kloter itu merupakan kloter terakhir dari Embarkasi Donohudan yang berangkat pada gelombang pertama, mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.
Keterlambatan SOC-42 juga berdampak pada perubahan jadwal SOC 43 yang bergeser hingga 17 jam dari rencana semula.
“Akibat mesin rusak Garuda Indonesia, SOC-42 terlambat hingga 7 jam 10 menit. Ini jelas sangat lama dan menjadikan jemaah makin kelelahan,” ujar Anna.
Selain itu, ada 13 kloter dengan keterlambatan Garuda Indonesia pada kisaran satu sampai dua jam, lalu ada tujuh kloter yang terlambat di atas dua jam.
“Untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama Embarkasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit,” ucap Anna.
Anna menegaskan, proses evaluasi atas on time performance Garuda Indonesia dan Saudi Airlines akan terus dilakukan setiap pekan. Saat ini, tahap pemberangkatan jemaah memasuki musim puncak atau peak season.
“Ini tentu menjadi tantangan bagi maskapai penerbangan. Kami minta Garuda Indonesia menyiapkan mitigasi menyeluruh agar problem keterlambatan penerbangan yang masih cukup besar bisa segera diselesaikan dan tidak berkelanjutan,” kata dia.
Fase kedatangan jemaah haji gelombang kedua sudah berlangsung sejak 24 Mei 2024. Gelombang pertama sudah usai dengan 229 kloter dan 88.987 jemaah.
Pada fase gelombang kedua, ada 325 kloter dengan jumlah jemaah lebih dari 124.000. Pada penerbangan gelombang kedua, jemaah haji Indonesia dari berbagai embarkasi di Tanah Air akan mendapat di Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah, fase ini akan berlangsung hingga 10 Juni 2024.
Pada Senin (27/5/2024), Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, dalam keterangannya, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jemaah calon haji yang terdampak keterlambatan penerbangan.
Dia mengungkapkan Garuda Indonesia terus mengintensifkan berbagai langkah mitigasi dalam mengoptimalkan kelancaran penerbangan haji pasca keterlambatan jadwal keberangkatan pada beberapa kloter penerbangan, menyusul penatalaksanaan prosedur safety armada guna memastikan fokus keselamatan penerbangan dapat terus terjaga.
Irfan mengaku tidak memungkiri terdapat beberapa catatan krusial keterlambatan penerbangan pada keberangkatan sejumlah kloter dari beberapa embarkasi dimana salah satunya dikarenakan adanya sejumlah penyesuaian jadwal penerbangan pada kloter keberangkatan dari Embarkasi Makassar beberapa waktu lalu. []