SOFTBANK, raksasa teknologi Jepang dan investor di banyak startup kelas kakap, didera kerugian sangat besar. Berpangkal dari performa buruk startup yang mereka danai. Softbank Vision Fund menyuntik investasi pada sekitar 88 perusahaan startup senilai total US$75 miliar.
Softbank mengakui, 15 startup berstatus unicorn yang mereka danai bisa saja bangkrut karena krisis di era pandemi Corona. CEO Softbank, Masayoshi Son, tidak menyebut startup unicorn yang dimaksud. “Situasi yang sangat sulit. Unicorn kita telah jatuh ke jurang virus Corona yang tiba-tiba ini,” ujar Son.
Vision Fund mencatatkan kerugian ¥1,9 triliun (setara Rp262 triliun, dengan kurs 1 Yen = Rp138,05) sepanjang 2019. Kerugian tersebut lantaran investasi yang tak membuahkan hasil. Antaranya pada startup WeWork dan Uber Technologies Inc.
Son mengaku akan lebih berhati-hati mengucurkan uang. Ia melihat masih ada masa depan yang cerah. Misalnya, startup sewa penginapan Oyo. “Hotel kecil yang kesulitan bisa bergabung ke Oyo Group dan memanfaatkan teknologi mereka untuk mendapatkan konsumen,” ujarnya. Mengenai taksi online, diakui Uber masih mengalami situasi sulit di AS. Namun, Didi di Cina mulai pulih seiring dibukanya lockdown di sana.
Korporasi membukukan total kerugian operasi ¥1,36 triliun dalam 12 bulan yang berakhir Maret. Kerugian bersih ¥961,6 miliar. Kegagalan investasi Vision Fund US$100 miliar membuat pendiri SoftBank, Masayoshi Son, gigit jari. Setelah Uber pasca-IPO terpurukdan kegagalan IPO WeWork, Masayoshi Son menbghadapi kondisi yang berat terkait dampak jangka panjang Covid-19 pada bisnis startup mereka.●