BANDUNG-–Lembaga Riset Telematika Sharing Vision memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menjadi tercepat di antara negara-negara Asia Tenggara, dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan mencapai 22 persen.
Chief Lembaga Riset Telematika Sharing Vision, Dimitri Mahayana mengungkapkan, pada 2025 nilainya diprediksi akan mencapai 133 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp1.849 triliun (jika kurs dihitung Rp13.903,8 per dolar AS).
“Pada 2019 nilainya diprediksi mencapai 40 juta dolar AS atau setara dengan Rp 556,15 triliun,” ujar Dimitri di Bandung, Senin (24/2/20).
Di Bawah Indonesia, ditempati Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan Filipina. Pada 2025 Thailand diprediksi akan mendapat 50 juta dolar AS dari ekonomi digital, Vietnam 43 juta dolar AS, Singapura 27 juta dolar AS, Malaysia 26 juta dolar AS, dan Filipina 25 juta dolar AS. Jauh di bawah Indonesia.
Pada 2019 nilai ekonomi digital Thailand diperkirakan hanya sebesar 16 juta dolar AS, Vietnam dan Singapura 12 juta dolar AS, Malaysia 11 juta dolar AS, sedangkan Filipina 7 juta dolar AS.
Dalam bidang e-commerce menjadi kontributor terbesar. Dalam satu dekade, yaitu 2015-2025, pasar e-commerce di Indonesia diprediksi tumbuh 88 persen. Pada 2015 nilai pasar e-commerce Indonesia sebesar 1,7 juta dolar AS (Rp 23,6 triliun).
Pada 2019 nilainya diprediksi mencapai 21 juta dolar AS atau setara dengan Rp 291,98 triliun. Sementara pada 2025 nilainya diperkirakan akan mencapai Rp 82 juta dolar AS (Rp 1.140,11 triliun).
Kontributor kedua ditempati travel online, dengan prediksi pertumbuhan sebesar 17 persen (2015-2025), dari 5 juta dolar AS menjadi 25 juta dolar AS.
Peringkat ketiga ditempati transportasi online, tumbuh 34 persen (2015-2025), dari 0,9 juta dolar AS menjadi 18 juta dolar AS.
“Saat ini Indonesia memasuki era crossover dari offline ke online. Pergeseran kegiatan belanja, pemesanan tiket transportasi dan hotel sudah menjadi gaya hidup,” ucap Dimitri.
Pergeseran tertinggi dari cara belanja offline ke online terjadi pada pembelian tiket pesawat, tiket kereta api, hotel, dan tiket konser, mencapai lebih dari 80 persen. Disusul pembelian pulsa, tiket bioskop, dan tiket wisata.
Di sisi lain, menurut dia, penggunaan e-money juga semakin meluas. Survei Sharing Vision pada 2019 kepada 1.010 responden, mayoritas pengguna e-money memilih Gopay dan OVO.
”Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia didongkrak dari jangkauan jaringan 4G yang sudah mencapai hampir 100 persen wilayah Indonesia,” pungkas Dimitri.