octa vaganza
Wisata  

Labuan Bajo, Komodo, Situs Warisan UNESCO

Setelah dua tahun terkungkung pandemi, Labuan Bajo mulai membuka diri untuk para wisatawan. Sebagai salah satu destinasi super prioritas, langkah cepat Pemkab setempat layak diapresiasi.

SERING disebut sebagai sebuah surga tersembunyi yang ada di Indonesia bagian timur. Labujan Bajo namanya. Terletak di Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Posisinya berbatasan langsung dengan Nusa Tenggara Barat. Hanya dipisahkan Selat Sape. Labuan Bajo adalah salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas yang sedang dikembangkan di Indonesia. Empat destinasi lainnya adalah Danau Toba di Sumatera Utara; Borobudur, Magelang, Jateng; Mandalika, NTB; dan Likupang, Sulut.

Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo adalah satu entitas yang tidak dapat terpisahkan. Keduanya saling terhubung sehingga, ketika anda berada di Labuan Bajo, perlu mengunjungi Taman Nasional Komodo. Destinasi ini menyimpan keindahan alam yang menakjubkan dan hewan purba yang mendunia. Mulai dari hewan endemik komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo, deretan pulau eksotis, keragaman hayati bawah laut, hingga pantai aduhai.

Taman Nasional Komodo yang terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991. Arealnya mencakup Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, dan beberapa pulau lain di sekitarnya. Kehadiran komodo (Varanus komodoensis) yang merupakan kadal raksasa di dunia ini pertama kali diliput dalam jurnal ilmiah pada tahun 1912. Ditulis oleh Pieter Antonie Ouwens, Direktur Museum Zoologi Bogor. Penemuan tersebut menjadi awal mula eksistensi Labuan Bajo di mata dunia.

Penduduk mayoritas di sana, suku Manggarai, pada umumnya memeluk agama Katholik dan Protestan. Mata pencaharian mereka bercocok tanam di ladang dan sawah. Tanaman yang mereka tanam di antaranya padi, ubi kayu, jagung, buah, sayur. Selain itu, mereka juga beternak hewan seperi kerbau, sapi, kuda, babi, anjing, ayam. Ada juga yang bekerja sebagai nelayan, pada umumnya suku Bajo. Mereka ini pendatang dan beragama Islam.

Keindahan Pulau Komodo dengan kekayaan budaya lokal dan pulau-pulau eksotis di sekitarnya membuat Labuan Bajo menjadi tempat wisata yang potensial dan ramai dikunjungi. Anda dapat memilih destinasi Bukit Cinta, Puncak Amelia, dan Puncak Silvia, untuk mengabadikan langit senja yang menenteramkan jiwa. Ada juga Gua Rangko yang memiliki pesona bak oasis dengan kolam air asinnya yang begitu menyejukkan. Kalau ingin berpetualang di Labuan Bajo, trekking singkat ke Air Terjun Cunca Wulang bisa jadi pilihan.

Destinasinya banyak dan tersebar. Yang utama dan terpenting adalah Gua Batu Cermin di Kota Labuan Bajo. Batuan karst setinggi 75 meter ini dikelilingi oleh hutan pohon bambu dan tumbuhan lokal. Kompleks Gua Batu Cermin membentang seluas 19 hektare. Gua ini ditemukan oleh seorang imam Katholik bernama Theodore Verhoven pada 1951. Dia yakin, pada mulanya batu ini berada di bawah laut, tapi akibat naik ke permukaan pergeseran tektonik.

Pulau Kelor. Namanya diambil dari populasi tumbuhan yang dulu mendominasi di area pantai. Kini, populasi pohon kelor mulai tergantikan oleh pohon kedondong.  Tempat yang instagramable untuk mengabadikan foto-foto.

Loh Buaya, Pulau Rinca. Inipulau terbesar kedua di Taman Nasional Komodo. Loh Buaya merupakan pulau yang menjadi habitat fauna endemik Varanus Komodoensis, atau populer dengan nama komodo. Pada hari biasa, komodo cukup mudah ditemukan di sini, kecuali saat musim kawin, dimanasemua komodo jantan akan mencari betina di dalam hutan. Menariknya, anak-anak komodo ini ternyata sudah mandiri sejak lahir. Setelah menetas biasanya mereka akan menetap di atas pohon, karena menghindari ancamanjadi mangsa komodo dewasa.

Pantai Merah atau Pink Beach. Salah satu destinasi ikonik di Labuan Bajo adalah Pantai Merah, atau yang kerap disebut Pink Beach. Sesuai namanya, daya tarik Pantai Merah ini adalah pasirnya yang berwarna merah muda. Fenomena ini disebabkan oleh serpihan karang berwarna merah muda yang terhempas ombak dan bersatu dengan pasir pantai ini.

Kuliner Kampung Ujung. Kampung Ujung ini merupakan sebuah pusat kuliner di Labuan Bajo, dimana banyak sekali kios makanan khususnya masakan bahari. “Ada banyak jenis ikan; ikan kakap, baronang, kerapu, cumi-cumi, lobster, dan banyak lagi,”

Rumah Tenun Baku Peduli. Ini destinasi terakhir yang tidak boleh dilewatkan. In I terkait dengan salah satu julukan NTT adalah Nusa Tenun Tangan. Pasalnya, tenun merupakan kebanggaan daerah NTT. Khususnya yang dihasilkan dari Rumah Tenun Baku Peduli. Tenun yang dibuat menggunakan teknik pewarnaan alami, mulai dari menggunakan akar mengkudu, kunyit, dan sebagainya.

KOTA kecil di pinggir pantai paling barat Pulau Flores ini akan menjadi tuan rumah perhelatan kelas dunia yaitu trade, investment, and industry working group (TIIWG). Konferensi tingkat menteri ini menjadi bagian penting presidensi G-20 Indonesia. TIIWG dijadwalkan berlangsung September 2022. Pertemuan ini merupakan bentuk sinergi tiga kementerian: Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Investasi (BKPM).

Labuan Bajo menjadi katalis kemajuan bersama melalui perdagangan, investasi, dan industri. Labuan Bajo akan mengirimkan pesan kepada seluruh dunia bahwa melalui TIIWG, G-20 menjadi upaya agar perdagangan dapat kembali menjadi mesin penggerak bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat global secara nyata. We need to come back to trade.

Dengan dihentikannya PPKM yang membuat mobilitas penduduk stagnan, Labuan Bajo siap jadi sahibul bait bagi wisatawan.”Kami pastikan Labuan Bajo aman untuk dikunjungi wisatawan. Kasus Covid-19 di sini sudah menurun dan sangat melandai,” kata Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, Ahad kemarin (27/3).

Buah tangan sepulang dari Labuan Bajo, ada beberapa cenderamata khas yang tak boleh ketinggalan. Salah satunya adalah kain songke khas Tanah Manggarai. Kain ini umumnya berwarna dasar hitam dengan beragam motif warna-warni di atasnya. Sama halnya dengan kain dari wilayah lain di Nusantara.

Untuk mencapai Labuan Bajo, ada banyak pilihan keberangkatan mulai dari pagi hingga sore hari. Labuan Bajo dapat diakses melalui jalur darat, laut, dan udara. Jika anda ingin menggunakan transportasi udara, maskapai Transnusa Airlines secara langsung menghubungkan Labuan Bajo dengan beberapa kota di Indonesia, seperti Makassar, Semarang, Balikpapan, Kupang, Mataram. 

Dari Jakarta dapat menuju Labuan Bajo dengan maskapai Batik Air dan Citilink. Jadwal keberangkatan antara pagi dan siang hari. Waktu tempuh Jakarta-Labuan Bajo sekitar empat jam. Anda juga bisa melakukan perjalanan ke Labuan Bajo dari Bandar Udara Gewayantana di Flores, Bandara Frans Sales Lega di Ruteng, atau Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman di Ende.

Jika mau melalui jalur laut, anda bisa menaiki kapal Leuser dari Pelni yang berlayar dari Makassar, Sulawesi Selatan, atau kapal Pelni KM Binaiya yang berangkat dari Denpasar (Benoa) ke Labuan Bajo. Jalur darat tidak disarankan, terutama karena bakal makan waktu belasan jam. Tentu keliru jika membayangkan jalanan di sana sebagus dan semulus jalan-jalan di Jawa pada umumnya.●(Nay)

Exit mobile version