Peluang news, Jakarta – Laba Maybank Indonesia di 2023 sebelum pajak dilaporkan sebesar Rp2,35 triliun, naik 15,4% dari Rp2,04 triliun dari tahun 2022. Laba setelah Pajak & Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik 18,5% menjadi Rp1,74 triliun dari Rp1,47 triliun.
Pendapatan operasional meningkat sehubungan dengan imbal hasil kredit dan komposisi aset yang membaik didukung kinerja pembiayaan ritel serta non-ritel RSME dan Unit Usaha Syariah yang tumbuh positif. Demikian juga, kondisi perekonomian Indonesia dan daya beli masyarakat yang terus meningkat sepanjang tahun 2023, turut berkontribusi pada peningkatan laba Bank.
Net interest income (NII) naik 3,7% didukung oleh imbal hasil aset yang lebih tinggi serta pendapatan terhadap komposisi aset yang membaik. Margin Bunga Bersih (Net Interest Margin/NIM) meningkat 7 bps menjadi 5,0% meskipun biaya simpanan meningkat, seiring dengan kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun.
Pendapatan fee-based naik 15,6% menjadi Rp2,03 triliun dari Rp1,76 triliun tahun sebelumnya sehubungan dengan pendapatan fee transaksi Global Markets (GM) yang tumbuh 33,6% menjadi Rp181 miliar dari Rp136 miliar.
Bank juga mencatat pendapatan fee selain Global Markets yang naik 14,1% menjadi Rp1,85 triliun dari Rp1,62 triliun, ditopang oleh pendapatan fee atas asset recovery yang meningkat lebih dari 5 (lima) kali lipat, fee bisnis kartu kredit yang meningkat 22,8% dan fee terkait pembiayaan otomotif roda dua yang tumbuh 5,2%.
Total kredit yang disalurkan mencapai Rp116,00 triliun, tumbuh 7,6% dari Rp107,82 triliun tahun sebelumnya seiring dengan iklim bisnis yang stabil dan daya beli masyarakat yang menguat di sepanjang tahun 2023.
Kredit ritel dan non-ritel yang dikelola melalui Community Financial Services (CFS), tumbuh 10,6% menjadi Rp74,28 triliun dari Rp67,17 triliun tahun sebelumnya.
Kredit CFS Ritel tumbuh 11,5% menjadi Rp43,47 triliun dari Rp38,99 triliun, ditopang oleh kredit otomotif anak perusahaan yang tumbuh 18,8%, kartu kredit dan KTA yang tumbuh 20,3%, serta KPR yang terus tumbuh sebesar 1,3% Y-o-Y.
Kredit CFS Non-ritel meningkat 9,3% menjadi Rp30,81 triliun dari Rp28,18 triliun didukung oleh pertumbuhan yang signifikan pada kredit Business Banking sebesar 12,8% menjadi Rp11,80 triliun dari Rp10,47 triliun tahun lalu. Adapun kredit Business Banking juga tumbuh 11,6% Q-o-Q.
Lebih lanjut, kredit Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tumbuh 9,7% menjadi Rp13,88 triliun dari Rp12,65 triliun dan kredit Small-Medium Enterprises (SME+) yang juga tumbuh 1,6% Y-o-Y.
Kredit Global Banking tumbuh 2,6% menjadi Rp41,72 triliun dari Rp40,65 triliun didukung oleh penyaluran kredit yang membaik, khususnya Financial Institutions Group (FIG) yang tercatat naik 87,9% Y-o-Y. Kredit Global Banking juga mencatat pertumbuhan sebesar 2,5% Q-o-Q.
Simpanan nasabah tumbuh 9,3% menjadi Rp115,50 triliun dari Rp105,71 triliun tahun sebelumnya seiring dengan meningkatnya CASA sebesar 8,6% dan Deposito Berjangka sebesar 10,0%. Peningkatan CASA ditopang oleh Giro yang tumbuh 10,2% dan Tabungan yang meningkat 6,1%. dan pertumbuhan ini berjalan selaras dengan strategi Bank untuk mengoptimalkan dana murah.
Deposito Berjangka juga tumbuh 10,0% seiring dengan tren peningkatan sejak semester pertama tahun 2023. Rasio CASA relatif stabil pada 51,1% dibandingkan dengan 51,4% tahun sebelumnya.
Pada tahun 2023, Maybank Indonesia secara aktif menggalakkan berbagai aktivitas pemasaran serta melakukan modernisasi infrastruktur Teknologi Informasi dan keamanan siber. Di samping itu, Bank juga melakukan pengembangan sumber daya manusia dan talents guna mendukung pertumbuhan bisnis. Berbagai upaya tersebut mendorong kenaikan biaya overhead cost sebesar 7,2%.
Kualitas aset Bank membaik berkat upaya pengawasan dan pemantauan serta pengendalian kredit yang terus dilakukan oleh Bank, diiringi iklim bisnis yang lebih baik. Pendapatan Operasional setelah Pencadangan naik 14,2% sehubungan dengan menurunnya pencadangan (CKPN) sebesar 11,9%.
Saldo NPL kredit turun 9,8%. Bank mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) membaik menjadi 2,9% (gross) dan 1,9% (net) pada Desember 2023 dari 3,5% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022.
Per Desember 2023, rasio Loan to Deposit (LDR) berada pada level 96,3% dan Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada pada level yang sehat sebesar 210,2%, jauh diatas ketentuan regulator sebesar 100%.
Rasio Kecukupan Modal (CAR) tetap kuat sebesar 27,7% pada Desember 2023 dengan total modal tercatat sebesar Rp29,84 triliun pada akhir Desember 2023.
Unit Usaha Syariah
Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia mencatat peningkatan PBT yang signifikan sebesar 66,8% menjadi Rp504 miliar dari Rp302 miliar tahun sebelumnya. Pertumbuhan PBT yang kuat ini didukung oleh pendapatan operasional yang meningkat sebesar 68,9% sejalan dengan fokus Unit Usaha Syariah dalam mengembangkan portofolio pembiayaan dan pendapatan fee.
Pembiayaan yang disalurkan meningkat 14,4% menjadi Rp30,24 triliun dari Rp26,43 triliun, didukung oleh pembiayaan sektor UKM, Corporate Banking, dan Green Financing pada Unit Usaha Syariah.
Sebagai bagian dari langkah Maybank Group untuk membangun kepemimpinan di sektor perbankan Syariah di tingkat global, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia menjadi bank pertama di Indonesia yang meluncurkan solusi investasi dengan prinsip syariah, yaitu ‘Shariah Wealth Management’ di kuartal ketiga tahun 2023. Solusi ini telah mendorong pendapatan operasional berbasis biaya Unit Usaha Syariah untuk tumbuh sebesar 27,4% menjadi Rp193 miliar dari Rp151 miliar.
Pencadangan (CKPN) turun 59,6% menyusul dilakukannya pencadangan di awal yang dilakukan Unit Usaha Syariah pada tahun-tahun sebelumnya. Pencadangan tersebut turut berkontribusi pada peningkatan PBT Unit Usaha Syariah.
Total Aset Unit Usaha Syariah meningkat 2,5% menjadi Rp41,04 triliun dari Rp40,04 triliun. Peningkatan aset tersebut memberikan kontribusi pada aset Bank (standalone) sebesar 25,9% pada Desember 2023. Kontribusi ini merupakan yang tertinggi di industri.
Simpanan nasabah tumbuh 16,7% menjadi Rp35,07 triliun dari Rp30,04 triliun tahun sebelumnya, didukung oleh peningkatan CASA sebesar 29,3% menjadi Rp18,05 triliun dari Rp13,96 triliun dengan pertumbuhan Giro sebesar 34,2% dan Tabungan sebesar 25,1%. Deposito Berjangka tumbuh 5,9% menyusul tren pertumbuhan pada kuartal sebelumnya.
Rasio CASA membaik menjadi 51,5% pada Desember 2023 dibandingkan dengan 46,5% pada Desember 2022. Rasio Non-Performing Financing (NPF) membaik menjadi 2,6% (gross) dan 1,8% (net) pada Desember 2023 dari 3,0% (gross) dan 2,3% (net) pada Desember 2022. Financing to Deposit Ratio (FDR) berada pada level 84,0 %.
Pertumbuhan Platform Digital Platform perbankan digital M2U untuk nasabah ritel, mengalami peningkatan volume transaksi sebesar 18,0% menjadi sekitar 21 juta dari 17,9 juta transaksi tahun sebelumnya. Nilai transaksi tumbuh 15,0% menjadi Rp113,37 triliun dari Rp98,41 triliun. Simpanan nasabah melalui platform M2U tumbuh 28,0% menjadi lebih dari Rp8,40 triliun.
Selain itu, lebih dari 164 ribu rekening tabungan baru dibuka secara digital melalui platform tersebut. Fitur M2U QR Pay & QR Cardless Withdrawal mencatatkan peningkatan transaksi sebesar 200%, dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp430 miliar. Begitu juga, sebanyak lebih dari 167 ribu merchant di Indonesia telah memanfaatkan fasilitas Maybank QR Pay.
Selanjutnya, platform perbankan digital M2E untuk nasabah korporasi telah mencatatkan lebih dari 4,25 juta transaksi, dengan nilai transaksi sebesar Rp790,62 triliun, tumbuh 11,1% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp711,80 triliun. Saldo giro pada M2E juga tumbuh 4,8% menjadi Rp26,34 triliun dari Rp25,13 triliun. Pertumbuhan ini berkontribusi pada funding secara keseluruhan.
Pada kuartal keempat tahun 2023, Maybank Indonesia melakukan peningkatan layanan pada platform perbankan digital M2U dengan memperkenalkan fitur tabungan emas, bekerja sama dengan PT Pegadaian. Nasabah dapat membuka rekening investasi emas digital melalui M2U, sehingga menambah pilihan untuk berinvestasi selain Deposito Berjangka, Reksa Dana, dan Obligasi.
Peningkatan ini merupakan wujud upaya Maybank Indonesia dalam menyediakan solusi wealth management yang lebih lengkap untuk nasabah, khususnya melalui platform perbankan digital tersebut.
Di samping itu, pada tahun 2023 Maybank Indonesia menerima penghargaan ‘Excellence in Mobile Banking Award’ dari Asia Trailblazer yang menegaskan upaya berkelanjutan Maybank Indonesia dalam menghadirkan pengalaman perbankan digital sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabah.
Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan Maybank Indonesia telah mencatatkan kinerja keuangan positif pada tahun 2023, didukung oleh pertumbuhan aset Bank secara berkelanjutan dan pendapatan yang lebih baik.
“Perekonomian Indonesia di sepanjang tahun 2023 terus bergerak ke arah positif dengan prospek pasar yang stabil didukung oleh permintaan pasar domestik terhadap barang dan jasa yang terus menguat. Di lain sisi, kami juga secara aktif meningkatkan sistem dan proses kerja agar dapat lebih tanggap dalam merespon kebutuhan, peluang, dan tantangan yang terus berkembang. Faktor-faktor tersebut telah mendukung kami dalam mendorong pertumbuhan portofolio kredit, dan di saat yang sama memperkuat fundamental untuk keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang,” ujarnya. (RO/Aji)