
PeluangNews, Jakarta — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk melaporkan capaian laba bersih konsolidasi sebesar Rp15,12 triliun pada Triwulan III tahun 2025. Angka tersebut turun 7,2% dibandingkan dengan laba bersih konsolidasian pada Triwulan III tahun 2024 yang tercatat Rp16,3 triliun.
Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan Perseroan menutup kuartal III 2025 dengan kinerja keuangan yang solid di tengah dinamika ekonomi global. Capaian kinerja BNI tersebut menunjukkan efektivitas strategi transformasi dan kemampuan BNI menjaga profitabilitas jangka panjang melalui tata kelola yang prudent.
“Penguatan fundamental, efisiensi pendanaan, serta transformasi digital yang semakin matang menjadi pilar utama ketahanan dan pertumbuhan berkelanjutan Perseroan,” ujarnya melalui keterangan tertulis yang dipublikasikan pada Jumat (24/10).
Pada periode tersebut, BNI membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 10,5% menjadi Rp812,2 triliun.
Direktur Finance & Strategy BNI Hussein Paolo Kartadjoemena menjelaskan pertumbuhan kredit Bank tersebut tercatat merata di seluruh segmen bisnis. Ini mencerminkan portofolio kredit yang semakin sehat dan berimbang.
“Pertumbuhan kredit BNI kini lebih seimbang di seluruh segmen, baik korporasi, menengah, maupun UMKM. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi pembiayaan kami dalam menjaga kualitas aset sekaligus mendorong pertumbuhan sektor produktif,” ujar Paolo.
Dari total kredit yang disalurkan, kredit korporasi BNI naik 12,4% YoY menjadi Rp450,7 triliun, ditopang peningkatan pembiayaan kepada korporasi swasta, BUMN, dan institusi. Sementara itu, kredit segmen menengah tumbuh 14,3% YoY, dan kredit UMKM non-KUR meningkat 13,9% YoY menjadi Rp46,3 triliun, menandakan komitmen BNI dalam memperkuat sektor riil dan mendorong kemandirian ekonomi nasional.
Segmen konsumer juga menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan 9,6% YoY menjadi Rp150,2 triliun, ditopang pembiayaan KPR, personal loan, dan kartu kredit. Sinergi dengan anak perusahaan turut memperkuat ekosistem bisnis BNI, tercermin dari pertumbuhan kredit usaha di level grup yang naik 15,3% YoY menjadi Rp17,4 triliun.
Direktur Treasury & International Banking Abu Santosa Sudradjat mengatakan pada periode yang sama BNI mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 21,4% YoY menjadi Rp934,3 triliun, dengan CASA naik 13,3% YoY menjadi Rp613,4 triliun.
Pertumbuhan itu disebutkan sebagai bagian dari strategi digital transaction banking yang. “Porsi dana murah ini memperkuat struktur pendanaan dan menekan biaya dana (cost of fund), menjaga profitabilitas tetap sehat,” ujarnya.







