JAKARTA — Laba Bank Bukopin (sebelum pajak) pada semester I tahun 2018 dilaporkan mencapai Rp302 miliar, meningkat 25% dibandingkan dengan posisi laba yang dibukukan pada periode yang sama tahun 2017 yang mencapai Rp242 miliar.
Berdasarkan Laporan Keuangan Triwulan II/2018 Bank Bukopin yang diterbitkan 28 Juli 2018, total aset Perseroan per Juni 2018 dilaporkan mencapai Rp91,7 triliun, sementara mobilisasi dana pihak ketiga sebesar Rp72,1 triliun dan kredit yang disalurkan tercatat Rp66,8 triliun.
Pertumbuhan laba Perseroan pada Semester I/2018 terutama dikontribusikan oleh peningkatan fee based income sebesar 31%, penurunan biaya operasional sebesar 9%, dan peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 1,5%.
Selain itu, pada semester I/2018 Perseroan membentuk pencadangan (CKPN) sebesar Rp304 miliar, meningkat 86% dibandingkan dengan pencadangan pada periode yang sama tahun 2017.
Pada Semester I/2018, Perseroan fokus untuk melakukan konsolidasi dan peningkatan kinerja. Hasilnya terlihat dari perbaikan pada sejumlah indikator utama seperti Net Interest Margin (NIM), rasio biaya terhadap pendapatan (BOPO), sumber dana murah (CASA) dan rasio Non Performing Loan (NPL). .
Selama periode tersebut, NIM Bank Bukopin meningkat dari 2,9% menjadi 3,1%, BOPO dari 99,0% menjadi 94,3%, CASA dari 37,4% menjadi 38,7%. Sementara itu, rasio NPL (Net) Perseroan per Juni 2018 mencapai 4,4%, membaik dibandingkan dengan posisi akhir 2017 sebesar 6,4%.
Perbaikan sejumlah indikator keuangan tersebut berdampak pada perbaikan ROE dari 1,9% pada akhir 2017 menjadi 9,4% per Juni 2018.
Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo mengatakan, tren perbaikan indikator tersebut menunjukkan bahwa upaya peningkatan kinerja Perseroan sampai sejauh ini telah berjalan on track.
“Pada tahap selanjutnya, upaya untuk memacu pertumbuhan kinerja Perseroan didukung pula oleh tuntasnya aksi korporasi penting di Bank Bukopin, yaitu rights issue. Melalui aksi korporasi tersebut, Perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp1,46 triliun,” papar Eko.
Setelah mendapatkan tambahan modal dari rights issue, rasio kecukupan Modal (CAR) Bank Bukopin meningkat ke kisaran 13,5%.
“Perseroan telah melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan sehubungan dengan telah selesainya proses rights issue di Bank Bukopin.,” ujar Eko.
Rencana rights issue Bank Bukopin sebelumnya telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 29 Juni 2018. Transaksi perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dilakukan pada 13 Juli s.d. 25 Juli 2018.
Setelah proses perdagangan HMETD, KB Kookmin Bank sebagai Pembeli Siaga (standby buyer) membeli saham Bank Bukopin sebanyak 2.563.000.000 lembar pada harga Rp570 per lembar saham.
Pembayaran atas transaksi tersebut telah dilakukan pada tanggal 27 Juli. Harga saham Bank Bukopin di pasar pada saat penutupan transaksi pada 27 Juli mencapai Rp473 per lembar.
“Kami optimis dapat memacu kinerja pada Semester II tahun ini setelah mendapatkan tambahan modal,” ujarnya hari ini (van).