hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Laba Bank-Bank Kecil Tergerus

Tekanan ekonomi memengaruhi pencapaian profitabilitas perbankan. Bank BUKU I dan II merupakan yang paling terdampak.

Kondisi ekonomi yang melambat berdampak pada kinerja perbankan. Melansir data OJK per Agustus 2018, perbankan terutama bank-bank kecil menunjukkan kinerja keuangan yang kurang menggembirakan. Bank kecil atau yang termasuk dalam bank umum kelompok usaha (BUKU) I dan II mengalami penurunan profit. Sementara bank besar (BUKU IV) masih bisa tersenyum karena tetap cuan.

Sekadar informasi, BUKU 1 adalah bank dengan modal inti sampai dengan Rp1 triliun; BUKU 2 modal intinya antara Rp1 triliun sampai dengan Rp5 triliun; BUKU 3 modal intinya sebesar Rp5 triliun sampai dengan kurang dari Rp30 triliun; dan BUKU 4 modal intinya minimal sebesar Rp30 triliun. Sampai saat ini, BUKU I sebanyak 18 bank, BUKU 2 ada 53 bank, BUKU 3 ada 26 bank, dan BUKU 4 hanya 5 bank.

Sampai Agustus 2018, pencapaian laba bersih BUKU 1 sebesar Rp572 miliar atau hanya tumbuh 0,4% dari periode sama 2017 senilai Rp570 miliar (year on year/YoY). Kondisi lebih parah dialami bank BUKU2 yang laba bersihnya turun 7,6% YoY, dari Rp6,94 triliun di 2017 menjadi Rp6,41 triliun di tahun ini. Hal itu disebabkan antara lain pendapatan bunga bersih yang merosot dan operasional yang kurang efisien. Pada BUKU 2 pendapatan bunga bersihnya turun sebesar 3% dari Rp26,41 triliun menjadi Rp25,58 triliun.

Turunnya keuntungan bank-bank kecil tercermin dari indikator utama seperti rasio laba terhadap aset (return on asset/ROA). Tercatat ROA BUKU I sebesar 1,62%, anjlok dari tahun sebelumnya sebesar 1,75%. Sedangkan BUKU II ROA-nya 1,53%, lebih rendah dari sebelumnya sebesar 1,63%.

Sementara pada sisi lain, biaya operasional atas pendapatan operasional (BOPO) yang menjadi salah satu ukuran efisiensi di perbankan justru mengalami kenaikan. BOPO bank BUKU I tercatat sebesar 85,49%, naik tipis dari tahun sebelumnya sebesar 85,28%. Sedangkan BOPO bank BUKU 2 naik dari 85,16% menjadi 86,75%. Peningkatan BOPO mencerminkan bahwa operasional bisnis bank-bank kecil masih kurang efisien.

Bank BUKU 1 antara lain Bank Prima Master, Bank Fama Internasional, Bank Artos, dan Bank of India Indonesia. Sedangkan yang termasuk dalam Bank BUKU 2 antara lain Bank Mandiri Taspen, Bank Mestika Dharma, dan Bank Shinhan.

Sementara kondisi sebaliknya terjada pada bank kelas menengah dan atas (BUKU 3 & 4). Laba bersih Bank BUKU 4 tercatat melonjak sebesar 12,9%, dari Rp55,08 triliun di 2017 menjadi Rp62,21 triliun di 2018 (per Agustus). Hal itu ditopang terutama oleh naiknya pendapatan bunga bersih sebagai hasil pertumbuhan penyaluran kredit. Tercatat penyaluran kredit bank “raksasa” ini sebesar Rp2.534,47 triliun, naik dari sebelumnya Rp2.247,14 triliun.  ROA mereka juga naik menjadi 3,15% dari sebelumnya 3,03%.

Dari sisi perolehan dana, bank menengah dan besar juga jauh lebih unggul dibanding bank kecil. Dana pihak ketiga BUKU 4 sebesar Rp2.841,59 triliun, atau naik 9,7% YoY dari Rp2.590,48 triliun di 2017. DPK BUKU 3 sebesar Rp1.703,44 triliun atau tumbuh 6,9% dari Rp1.596,06 triliun pada tahun sebelumnya.

Bank BUKU 3 antara lain Bank BTN, Bank OCBC NISP dan Bank KEB Hana Indonesia. Sementara bank BUKU 4 atau bank jumbo yaitu Bank BRI, BNI, Mandiri, BCA, dan CIMB Niaga. (Drajat).

pasang iklan di sini