SURABAYA—-Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tinggal di bantaran Sungai Jambangan, Kota Surabaya mendapat kucuran dana sebesar Rp500 juta untuk mengembangkan usahanya.
Pertamina mendorong pemberdayaan ini dengan konsep desa wisata berwawasan lingkungan. Bantaran sungai ditata menjadi destinasi wisata, sementara para pelaku UMKM diberdayakan untuk menghasilkan berbagai produk unggulan yang menarik bagi wisatawan.
Unit Manager Communication & CSR Pertamina Marketing Operation Region V Jatim Bali Nusa Tenggara Rustam Aji, mengatakan, pihaknya menggagas program CSR Kampung Pejabat atau Pusat Ekonomi Jambangan Hebat dengan area seluas 300 hektare.
Program ini meliputi 4 kelurahan di Kecamatan Jambangan. Program ini merupakan kelanjutan dari 2018 hingga lima tahun ke depan.
“Dalam dua tahun ini, Program Kampung Pejabat telah membuka lapangan kerja baru, terutama bagi pelaku UMKM dari kalangan ibu-ibu. Melalui pendampingan usaha, bantuan modal dan pemasaran, kini usaha mereka sudah mulai mandiri,” kata Rustam melalui siaran persnya, Rabu (25/9/19)
Rustam mengungkapkan saat ini berbagai usaha yang tumbuh di Kampung Pejabat. Di antaranya terdapat W-queen, Bixo, Sweger, Ces Plong, Ayam Geprek, Rose Catering, Telur Asin, Dapur Mama, Frozen dan Abon. Mereka rata-rata meraup omzet Rp5 juta per bulan.
“Para pelaku UMKM juga banyak yang single parent, sehingga program ini sangat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk biaya menyekolahkan anak-anaknya,” kata Rustam.
Program Kampung Pejabat telah mengubah budaya masyarakat di bantaran sungai, yang sebelumnya menganggap sungai hanya sebagai bagian belakang rumahnya, kini menjadi bagian terdepan atau teras rumahnya yang harus dijaga kebersihan dan kelestariannya.
Di antara binaan Pertamina adalah kelompok usaha Jos Gandos.
Kelompok ini memproduksi berbagai macam
olahan makanan ringan (camilan) yang berasal dari sayur-sayuran dan minuman
herbal.
Menurut juru bicara Jos Gandos Yuli Suhartini kelompok usahanya ini baru
menjalankan usaha sekitar tiga minggu. Pertamina membantu dalam bentuk peralatan untuk memproduksi
cemilan berupa keripik bayam, stik bayam, stik singkong, stik keju, stik
wortel, kuping gajah, pluntir dan kecipir. Serta minuman kunyit asam.
Dalam sehari UMKM ini memproduksi kunyit asam mencapai 100 botol. Sementara untuk cemilan yang diproduksi sekitar 50 bungkus. Satu botol kunyit asam dihargai Rp5.000 dan untuk beragam stik Rp10 ribu per bungkus.
“Omzet yaang kami dapatkan dalam tiga minggu tersebut mencapai Rp1,5 juta. Angka tersebut tentu sangat berarti kami delapan orang ibu rumah tangga,” tutup Yuli.