Meskipun disebut sebagai Kota Modern, Kuala Kencana tetap menjaga budaya suku asli. Karya ukir patung Kamoro terpajang di taman-taman. Awalnya, daerah ini dibangun khusus untuk karyawan PT Freeport Indonesia.
Menganggap Papua sebagai daerah tertinggal adalah keliru. Kawasan terbatas Kuala Kencana membuktikan sebagai sebuah kota modern termaju di Indonesia. Inilah salah satu kawasan terbatas yang berada di Kota Timika. Sebuah distrik asri dan modern yang berlokasi di tengah hutan, sekira 20 km dari Kota Timika. Kota ini dibangun PT Freeport Indonesia untuk para pekerja Freeport, diresmikan Presiden Soeharto pada 5 Desember 1995.
Inilah kota pertama di Indonesia yang ke arah mana pun mata memandang kita tak melihat tiang-tiang dan kabel-kabel. Sebab, di situ telah digunakan sistem underground utilities. Yakni keterpusatan antara saluran kabel listrik, komunikasi, distribusi air bersih dan pengolahan limbah. Seperti di Jl. Thamrin dan Jl Sudirman di Jakarta. Tidak ada sebatang pun hadir tiang listrik, apalagi kabel telepon yang bikin kusut view.
Sementara itu, di kiri dan kanan jalan wilayah itu tersaji pemandangan alam yang asri, dengan pepohonan asli dari hutan tropis, serta keragaman hayati lainnya yang dijaga warga sekitar dan diawasi ketat oleh petugas. Kota tersebut dikelilingi gedung perkantoran, fasilitas umum dan sosial, serta tempat ibadah di pusat kotanya; layaknya sebuah kota di Amerika Serikat (AS).
Tak bisa tidak, Kuala Kencana telah berkontribusi positif terhadap perkembangan Timika. Salah satunya dengan kehadiran Instalasi Pengolahan Air atau Water Treatment Plant (WTP) yang diresmikan oleh Bupati Mimika, Eltinus Omaleng, Oktober 2023, sebagai upaya menyediakan sarana air bersih untuk masyarakat di sana.
Untuk penyediaan sarana tersebut, PT FI dan Pemkab Mimika dikabarkan bekerja sama dalam mendukung pembangunannya. Total dana yang dikeluarkan sekitar US$10 juta/setara Rp150 miliar. Fasilitas tersebut kini sedang dalam tahap uji coba dan akan dimanfaatkan sebagai fasilitas air bersih pendukung kualitas hidup warga kota.
Kota Kuala Kencana membuktikan salah satu bentuk nyata dari suksesnya PT FI. Khususnya dalam memadukan unsur keberlangsungan lingkungan (sustainability) dan kebutuhann kehidupan modern masa kini. Konsep hunian yang dibangun di sini memadukan dua unsur, yakni modern dan alam. Sistem pengendalian limbah dan pengelolaan sampah di kota ini dipantau secara berkala. Salah satu hasilnya, angka kasus malaria di Timika dapat ditekan.
Kawasan terbatas ini merupakan wilayah yang dikelola sepenuhnya oleh PT Freeport Indonesia. Kota modern Kuala Kencana ini semula hanya berpenghuni sekira 2.000 jiwa. Jauh sebelumnya, masyarakat lokal mengenalinya dengan sebutan Kota Baru. Saat pembangunannya, pengawasan di daerah hutan tropis di atas lahan 17.078 ha dilakukan PT FI bersama Pemerintah Indonesia dengan ketat. Presiden Soeharto menamainya Kuala Kencana. Artinya Panci Emas.
Meskipun disebut sebagai Kota Modern, daerah ini tetap menjaga cerlang budaya suku asli. Khazanah budaya Suku Kamoro dilestarikan dengan cara menempatkan karya ukir batang dan akar pohon bakau patung Mbitoro di taman-taman. Patung setinggi lebih dari 1 meter ini biasanya berdiri tegak di depan rumah adat (karapao) dengan posisi terbalik. Daerah ini awalnya memang dirancang untuk karyawan PT Freeport; di samping masyarakat yang masih ada hubungannya dengan PT FI.
Hebatnya, di sini anda tidak akan menemui kabel listrik. Rumah di Kuala Kencana juga tertata sehingga berbaris sangat rapi. Pohon-pohon yang rindang khas hutan Papua juga dipelihara dan dipertahankan sebagai identitas lokal. Hal lain, instalasi pengolahan air atau water treatment plant di sana menggunakan standar air bersih yang tinggi. Air yang dihasilkannya (diproyeksikan) juga bisa langsung diminum.
Sebagai sebuah kota bentukan, Kuala Kencana juga dilengkapi lapangan sepak bola, bulutangkis, golf, kolam renang dan berbagai sarana olah raga lainnya. Fasilitas umum dan keagamaan sudah barang tentu. Termasuk fasilitas perbelanjaan yang digunakan warga melengkapi kebutuhan pokok. Selain itu, tak ketinggalan pula fasilitas bermain anak. Singkat kata, Kuala Kencana hadir seutuhnya sebagai kota mandiri.
Desain ramah lingkungan kota ini didukung kesukaan warganya berjalan kaki atau bersepeda. Di Kuala Kencana pada umumnya rancangan rumah memiliki gaya arsitektur barat. Rumah warga tidak dilengkapi pagar. Sayangnya, tak sembarang orang bisa masuk ke Kawasan terbatas itu. Peminat yang ingin masuk ke daerah itu wajib dilengkapi identitas khusus atau surat izin. Kayak di PIK 1 di Jakarta Utara.
Perbincangan tentang kota ini bukan tanpa alasan. Kuala Kencana sering disebut sebagai “Eropa”-nya Indonesia, performance-nya benar-benar memukau. Tercipta dengan tata letak lingkaran yang terencana secara rapi di tengah hutan Papua, Kuala Kencana memancarkan aura eksklusivitas. Namun, yang benar-benar membuat Kuala Kencana viral adalah infrastruktur kabel bawah tanahnya yang revolusioner.
Pemikat utama Kuala Kencana adalah desainnya yang berkonsep utilitas bawah tanah yang unik. Tidak hanya listrik, sistem komunikasi dan air bersih juga sudah menggunakan sistem bawah tanah. Alhasil, di Kuala Kencana tercipta tatanan yang estetis. Tak kalah penting, kota ini juga salah satu kota yang aman dari ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata/KKB, yang telah lama mengganggu warga sipil dengan berbagai tindak kejahatan. Hal ini berkat sistem keamanan yang ketat di Kuala Kencana, yang didesain untuk melindungi seluruh masyarakat yang tinggal di sana.
Mengadopsi gaya arsitektur modern ala Eropa dengan sentuhan Jepang yang menarik di sana sini, rumah-rumah yang semuanya tanpa pagar berdiri dan terhampar di halaman yang luas, dan memiliki gaya minimalis modern yang khas. Kebersihan lingkungan sangat terjaga, dengan pepohonan dan rumput hijau yang memanjakan mata ke arah mana pun pandangan dilayangkan.
Yang paling fenomenal, tentu saja, Kuala Kencana Timika Papua merupakan pionir sistem utilitas bawah tanah pertama di Indonesia, mencakup listrik, air, dan komunikasi. Selain itu, kota ini boleh bangga sebagai pelopor dalam sistem pengolahan limbah yang efisien. Sistem ini mengalirkan air kotor ke pusat pengolahan limbah sehingga kebersihan lingkungan sekitar tetap terjaga. Air dari kran yang mengalir ke rumah-rumah warga memenuhi standar kebersihan yang tinggi. Seperti di berbagai kota maju Eropa dan Amerika, air kran di Timika (segera) dinyatakan aman untuk langsung dikonsumsi.●(Zian)