KSU Gardu Tani Al Barokah Dua Dekade Layani Petani

KSU Gardu Tani Al Barokah/Dok. Ist

Peluang news, Jakarta – Berawal dari paguyuban, kini menjadi sebuah Koperasi Serba Usaha (KSU) yang berfokus terhadap pertanian di tanah air.

Dilahirkan dari Paguyuban Petani Al Barokah, KSU Gardu Tani Al Barokah didirikan pada 2002 atau 21 tahun silam. Sementara paguyubannya sendiri telah berdiri sejak 1998 atau sekitar 25 tahun yang lalu.

Tujuannya, untuk mencari solusi pemberdayaan ekonomi anggota yang tengah terpuruk dihajar krisis moneter (krismon).

Selewat dua dekade, koperasi ini ternyata mampu eksis dengan anggota lebih dari 1.000 orang petani. Seperti dijelaskan oleh Sekretaris KSU Gardu Tani Al Barokah, Nurul Fiqriyah, anggota sebanyak itu terdiri dari 16 kelompok tani dan tiga kelompok wanita tani dengan lahan garapan seluas 180,32 hektare.

Kendati belum terbilang besar, namun, kata Nurul, koperasi ini merupakan tempat atau wadah untuk meningkatkan perekonomian petani, khususnya petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Al Barokah, di Desa Ketapang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Menurutnya, perubahan Paguyuban Petani Al Barokah menjadi koperasi ini dikarenakan para petani dinilai semakin tersadarkan bahwa paguyuban juga harus memberikan solusi ekonomi bagi anggotanya yang kala itu terpuruk akan krismon.

Lalu, dibentuklah beberapa divisi, seperti divisi ekonomi, divisi advokasi, divisi gerakan perempuan, dan divisi-divisi lain. Akhirnya, disepakati untuk mewadahi berbagai aktivitas paguyuban dalam koperasi.

Lahirnya KSU ini diinisiasi oleh ketiga inisiator, yaitu Taufiqurrohman yang masih menjadi ketua koperasi hingga saat ini, dan dua rekannya yakni Basirun dan Muslih.

“KSU GT Al Barokah ini dibentuk untuk mewadahi dan menjadi solusi terbaik untuk perekonomian Paguyuban Petani Al Barokah. Jadi, koperasi Gardu Tani Al Barokah itu perannya sebagai kapal dagangnya dari paguyuban petani Al Barokah,” ujar Nurul saat dihubungi Peluang News beberapa waktu lalu.

“Apalagi, karena anggota KSU ini adalah para petani, maka tugas utama yang dilakukan adalah mengkoordinir produk-produk petani, kemudian baru kita keluarkan produknya ke pasaran,” sambungnya.

Adapun produk-produk tersebut di antaranya yaitu produk padi atau beras organik, termasuk padi atau beras yang dibudidayakan dari jenis-jenis lokal yang di antaranya yaitu beras hitam, merah, putih, mentik susu, ketan hitam, cisokan, dan pandan wangi.

Varietas padi atau beras organik, kata Nurul, menjadi salah satu komoditas utama yang sangat diandalkan oleh KSU Gardu Tani Al Barokah.

Selain itu, KSU yang sudah mengantongi aset Rp200 jura dengan omzet sekitar Rp300 juta pertahun ini juga memiliki berbagai produk lainnya seperti pupuk, tepung, kacang-kacangan, dan lain-lain.

Menariknya, meski Indonesia sempat diguncang oleh Pandemi Covid-19 yang cukup menegangkan, KSU Gardu Tani Al Barokah ini justru mengalami surplus pada masa itu.

Bahkan, sebagian besar anggoyanya tidak terdampak Covid-19 karena rutinitasnya yang membuat mereka sehat dan selalu beraktivitas di luar rumah.

Ia menjelaskan, meskipun masih dalam suasana Covid, permintaan justru semakin banyak berdatangan, dan didominasi oleh pembelian-pembelian yang dilakukan secara online atau daring.

“Pengiriman sembako pada saat itu juga tengah diprioritaskan oleh pemerintah. Jadi kita tidak mengalami hambatan sama sekali,” ucapnya.

Kini, setelah dua dekade berkiprah, KSU Gardu Tani Al Barokah kian memantapkan posisinya sebagai koperasi sektor riil yang mampu memberdayakan ekonomi dari para petani yang menjadi anggotanya.

Lebih dari itu, Nurul berharap agar KSU-nya dapat ikut serta atau berperan dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan ekonomi di tanah air.

Exit mobile version