hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

KSSK Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 2025 Tercapai

PeluangNews, Jakarta – Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis target pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan tercapai. Pemerintah sebelumnya menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada 2025.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui siaran persnya mengungkapkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan menguat dan diprakirakan mencapai target Pemerintah tahun 2025.

“Pada triwulan III 2025, konsumsi rumah tangga dan investasi tetap terjaga baik dengan dukungan Pemerintah bersama otoritas moneter dan sektor keuangan. Penjualan ritel September 2025 tumbuh 5,8% yoy yang diikuti dengan keyakinan konsumen terhadap kinerja pemerintahan dan ekonomi yang terus membaik,” kutip siaran pers KSSK yang dipublikasikan seusai pelaksanaan rapat koordinasi antara keempat institusi yang digelar pada pekan ini.

Komite tersebut juga mengungkapkan bahwa stabilitas sistem keuangan (SSK) pada triwulan III 2025 tetap terjaga dan dinilai mampu menopang pertumbuhan ekonomi di tengah meningkatnya risiko global. KSSK menegaskan bahwa kewaspadaan terhadap dinamika eksternal tetap diperkuat melalui respons kebijakan yang terukur dan sinergi lintas otoritas.

Dalam rapat tersebut, KSSK menilai aktivitas sektor manufaktur juga menunjukkan pemulihan. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali berada di area ekspansif, naik ke level 50,4 pada September 2025 dari posisi kontraksi 46,9 pada Juni 2025, dan berlanjut ke 51,2 pada Oktober 2025.

Kinerja tersebut ditopang oleh peningkatan pesanan baru selama tiga bulan berturut-turut, sejalan dengan surplus neraca perdagangan triwulan III 2025 yang mencapai USD14 miliar—melonjak 63,4% secara kuartalan dan 112,1% secara tahunan—berkat kuatnya daya saing produk ekspor Indonesia.

Dari sisi harga, KSSK mengungkapkan tekanan inflasi Indonesia tetap terkendali dalam kisaran sasaran. Inflasi IHK September 2025 tercatat 2,65% yoy dengan inflasi inti 2,19% yoy, ditopang kebijakan moneter yang konsisten serta rendahnya tekanan inflasi impor. Inflasi administered prices (AP) juga masih rendah sebesar 1,10% yoy, sedangkan inflasi volatile food (VF) naik menjadi 6,44% yoy akibat kenaikan harga komoditas pangan seperti cabai, bawang, beras, dan daging ayam.

KSSK menegaskan bahwa koordinasi pengendalian inflasi terus diperkuat melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Pada Oktober 2025, inflasi IHK tercatat naik tipis menjadi 2,86% yoy dengan inflasi inti 2,36% yoy, inflasi AP 1,45% yoy, dan inflasi VF 6,59% yoy.

Sesuai dengan porsinya, Bank Indonesia (BI) menyatakan akan tetap menjaga keseimbangan kebijakan moneter untuk mendukung pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas. Sejalan dengan strategi pro-stability and growth, BI telah menurunkan BI-Rate tiga kali berturut-turut pada Juli, Agustus, dan September 2025, masing-masing sebesar 25 basis poin, sehingga suku bunga acuan kini berada di level 4,75%.

Langkah tersebut ditempuh untuk mendorong pertumbuhan dengan tetap menjaga inflasi 2025–2026 dalam kisaran sasaran 2,5±1% serta menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai fundamental. Ke depan, BI akan terus mencermati efektivitas transmisi kebijakan moneter longgar, prospek pertumbuhan, dan stabilitas nilai tukar dalam menentukan arah kebijakan berikutnya.

pasang iklan di sini