octa vaganza

KSPPS Puskopsyah Formes Sleman Studi Banding ke Koperasi BMI Grup

Tangerang (Peluang) : Studi banding ni bertujuan untuk belajar ragam usaha dan program yang dikembangkan Koperasi Benteng Mikro Indonesia (BMI).

Ketua KSPPS Puskopsyah Formes (Skd) Sleman, Bambang Susanto bersama jajarannya dengan didampingi Sri Suratini, Kabid Koperasi Kabupaten Sleman mengadakan kunjungan studi banding ke Koperasi BMI Grup, Rabu 19 Oktober 2022. 

Pada kunjungan yang berlangsung di Gerai Tangerang Gemilang (GTG), Cikupa dihadiri 83 peserta dari 28 KSPPS/BMT. 

Sri Suratini dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas penerimaan Koperasi BMI Grup. “Pertama, kedatangan kami untuk silaturahmi dan kedua  menimba ilmu,” ujar Sri Suratini.

Bambang Susanto, Ketua KSPPS Puskopsyah Formes (Skd) Sleman pun mengucapkan terima kasih dan berharap anggota Puskopsyah Sleman dapat belajar dari Kopsyah BMI dan BMI Grup secara keseluruhan.  

Presiden Direktur Koperasi BMI Grup, Kamaruddin Batubara dalam sambutannya memaparkan tentang tiga koperasi primer di Koperasi BMI Grup. Yaitu Kopsyah BMI (Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia), Kopmen BMI (Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia) dan Kopjas BMI (Koperasi Jasa Benteng Mandiri Indonesia).

Kambara demikian panggilannya berpesan agar anggota koperasi bersikap sebagai anggota dan merasa memiliki terhadap koperasinya. Sehingga anggota tidak ditempatkan sebagai nasabah seperti halnya industri perbankan. 

“Tiga koperasi primer ini disinergikan oleh Koperasi Sekunder Benteng Madani Indonesia,” ujar Kambara.

Lebih lanjut Kambara menjelaskan  Koperasi BMI Grup menerapkan filosofi koperasi sesuai dengan pemikiran Bung Hatta. Yaitu koperasi harus menjunjung tinggi kejujuran dan setia kawan. Koperasi harus menyediakan semua kebutuhan anggota baik kebutuhan primer, sekunder dan tersier.

Adapun cita-cita Koperasi BMI Grup  untuk membangun kembali koperasi Indonesia. Maka itu, Kambara menekankan pentingnya membangun peradaban baru koperasi Indonesia.

Menurut Kambara, ada 5 point penting dalam membangun peradaban baru koperasi Indonesia. Pertama, koperasi itu besar. Kedua, koperasi harus dikelola secara profesional. Ketiga, koperasi harus mandiri, berkarakter dan bermartabat. 

Keempat, koperasi harus fokus pada pemberdayaan. Terakhir kelima, koperasi harus peduli sesama serta punya sifat dan jiwa sosial.

Lebih lanjut disampaikan, Koperasi BMI bergerak masuk pada tiga sektor penting. Yaitu sektor riil,  moneter dan ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah dan Wakaf). 

Koperasi harus ada yang masuk sektor riil, seperti  perdagangan, pabrik, pertanian, peternakan dan perikanan.

 “Untuk sektor riil ini, Koperasi BMI Grup masuk melalui Kopmen BMI dan Kopjas BMI, nanti ada Koperasi Produsen Benteng Manufaktur Indonesia. Untuk sektor moneter kita masuk melalui Kopsyah BMI,” jelasnya.

Kambara menyebut kunci membangun Koperasi BMI Grup ada pada Model BMI Syariah yang menekankan pada lima instrumen dan lima pilar. 

“Jadi kita berfokus pada lima instrumen membangun kesejahteraan antara lain sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Lalu kita fokus pada lima pilar kesejahteraan yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual,” ujar Kambara.

Pria peraih Anugerah Satya Lancana Wira Karya 2018 dari Presiden Joko Widodo,  menjelaskan bahwa koperasi harus menciptakan sirkuit ekonomi koperasi. “Koperasi harus menciptakan perputaran kantong kiri kanan, bangun rumah dibiayai oleh Kopsyah BMI, beli bahan bangunan di Kopmen BMI di toko bangunannya yang garap divisi konstruksi unit bisnis Kopjas BMI,” jelas Kambara lagi.

Selanjutnya ia pun menjelaskan tentang kegiatan sosial dan pemberdayaan Kopsyah BMI. 

Kopsyah BMI melaksanakan puluhan kegiatan sosial dan pemberdayaan antara lain pembangunan rumah gratis, sunatan massal, pengobatan gratis, beasiswa, sumbangan santunan dhuafa, dan berbagai program sosial lainnya.

Selain itu, program wakaf Kopsyah BMI telah berhasil mengumpulkan lebih dari Rp 26 miliar hanya dari Rp 2000 per minggu setiap anggota. 

“Di Kopsyah BMI terdapat program wakaf yang merupakan program ZISWAF. Selain wakaf terdapat program infak Rp 1000 per minggu. Inilah yang kita gunakan untuk kegiatan sosial selain dari keuntungan Kopsyah BMI. Program wakaf telah melahirkan 20 hektar sawah yang sebagian kita pakai untuk BMI Center dan sebagian lagi sawah produktif yang digarap oleh petani setempat,” jelas Kambara.

Adapun Kopmen BMI memiliki tiga unit bisnis yaitu Divisi BMI Point, Divisi Elektronik dan Toko Bangunan serta Divisi Makanan dan Minuman.

Sedangkan Kopjas BMI yang menjalankan usaha di bidang jasa, dan memiliki enam  divisi. Antara lain, bisnis dalam Jasa Percetakan, Konstruksi, Event Organizer (EO), Pendidikan dan Pelatihan, Mekanial dan Elektrikal serta Tour Travel.

“Adapun visi besar Koperasi BMI Grup dalam menciptakan sirkuit ekonomi dengan masuk ke segala unit bisnis,” tandas Kambara mengakhiri paparannya.

Exit mobile version