octa vaganza

KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Kembangkan Pasar ke Jawa

Sukses mengukir prestasi sebagai koperasi berbasis syariah terbesar di Provinsi Lampung, KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional tahun ini mulai merambah ke Pulau Jawa. Targetnya melebarkan pangsa pasar dan anggota

MEMASUKI tahun ke 23 dari sejak pendiriannya, Koperasi Simpan Pinjam  Pembiayaan Syariah Baitul Mal wa Tamwil (KSPPS BMT) Assyafi’iyah Berkah Nasional boleh dibilang sukses mengembangkan sayap usahanya di bidang pembiayaan mikro berbasis syariah. Koperasi yang berkantor pusat di Kota Gajah, Lampung Tengah ini membuktikan kepiawaian manajemennya melalui pengembangan cabang usaha ke seantero Provinsi Lampung. Hingga per Desember 2017 jumlah cabangnya sudah 41 unit dan 1 kantor baitul maal, menjaring sebanyak 86.530 anggota yang dilayani oleh 238 orang karyawan. Sedangkan dana dihimpun sebesar Rp133 miliar dan pinjaman beredar Rp98,6 miliar.

Berbekal sukses pengembangan usaha di rentang dua dasa warsa itu,  koperasi yang berdiri sejak 1995 ini mulai melirik Pulau Jawa sebagai potensi pasar yang pastinya prospektif. Kantor cabang pertama di Jawa itu, kata Ketua KSPPS BMT Assyafi’iyah Rohmat Susanto menyasar kota Cilegon dan Merak, kawasan industri dengan pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. “Yang sudah eksist kantor Cabang Merak dan Cabang Anyar, dan perlahan kita akan masuk ke wilayah lainnya di provinsi Banten,” ujarnya saat bincang melalui whattsApp, akhir Maret lalu.

Selain untuk memperluas jangkauan pasar dan anggota, koperasi ini memang ingin menguji eksistensinya sebagai lembaga keuangan syariah yang handal dan layak diperhitungkan secara nasional.

Sejumlah prasyarat untuk ekspansi tersebut memang sudah disiapkan dengan matang, di antaranya yang urgent adalah pembenahan sistem informasi  manajemen berbasis IT. Seperti dikatakan Rohmat, di tahun 2017 pihaknya telah memberlakukan operasional kantor berbasis IT, termasuk sistem penggajian karyawan yang sudah online di pusat. “Kami juga perbaiki standard operating procedure di setiap lini sehingga pengawasan dan pengendalian internal dapat lebih ditingkatkan dan lebih serius dalam pelaksanaanya,” ujar Rohmat lagi.

PERKEMBANGAN KINERJA

Kondisi perekonomian yang kurang kondusif dalam dua  tahun terakhir ini  berimplikasi serius bagi penurunan kinerja usaha KSPPS. Hal itu terlihat dari pendapatan yang turun 6,04%, permodalan dari pihak ketiga maupun simpanan anggota yang juga ikut melorot. Dana pihak ketiga year on year turun 11,37% sedangkan simpanan anggota turun 3,97%. Namun  demikian dari sisi pembiayaan atau pinjaman beredar naik 7,29% atau sebesar Rp98,85 miliar dibanding tahun 2016 sebesar Rp91,86. Hanya saja angka tersebut belum bisa menyusul pembiayaan tahun 2015 sebesar Rp100,86 miliar.

Memasuki 2018 ini, menurut Rohmat kondisi pasar keuangan mikro masih akan belum menentu, terlebih berbarengan dengan tahun politik yang diwarnai Pilkada di mana-mana. Namun demikian, KSPPS Assya’fiiyah tetap berjalan pada rel usahanya. “Bisnis kami tetap berjalan seperti biasa, kami tidak bisa menunggu iklim yang lebih baik apalagi berhenti, karena usaha anggota juga tidak libur dan tetap membutuhkan pembiayaan,” tukas Rohmat. Selain membuka kantor cabang di Merak, koperasi ini juga tetap menjaga potensi pasar terbaiknya di Lampung dengan menambah tiga lagi kantor cabang di kawasan potensial Lampung.  (Ira)

Exit mobile version