Meningkatkan jumlah anggota dan berkreasi dengan produk layak pasar adalah dua pekerjaan yang harus dilakukan simultan. Acapkali partisipasi anggota menurun lantaran tampilan produk yang tidak kreatif.
JAWABAN terhadap produk kreatif itu kini bermuara pada kemampuan mengembangkan teknologi digital. Munculnya berbagai aplikasi web menunjukkan bahwa dunia usaha kini sepenuhnya mengandalkan internet. Sebagai jawaban terhadap tuntutan pasar itu, KSP Sejahtera Bersama (KSP-SB) pun tak ingin ketinggalan dalam penggunaan teknologi digital. Koperasi yang berbasis di kota Bogor ini bahkan tercatat sebagai koperasi pertama yang menggelar RAT elektronik.
Produk terkini berbasis digital yang dikenalkan KSP-SB akhir Mei lalu adalah PIKO (Pinjam Koperasi). Aplikasi financial technology (fintech) ini memudahkan anggota koperasi yang memerlukan pinjaman bahkan dalam keadaan darurat. Caranya relatif mudah, karena aplikasi ini bisa diunduh melalui play store di perangkat ponsel cerdas berbasis android. Untuk saat ini PIKO memang masih terbatas di lingkungan karyawan karena masih dalam tahap uji coba hingga Juli ini. Setelah itu PIKO akan dipasarkan ke anggota KSP-SB dan karyawan – karyawan perusahaan lainnya bekerja sama dengan Kopkar setempat
Namun ke depan, kata Direktur Utama KSP-SB Vini Noviani, teknologi PIKO akan terus ditingkatkan sehingga menjadi produk andalan KSP-SB yang dapat melayani berbagai kebutuhan anggota. Agar penggunaan teknologi digital tersebut tidak mubazir, Vini menambahkan, pihaknya kini ngebut membenahi kemampuan sumber daya anggotanya terutama para pengelola koperasi dengan mengadakan berbagai pelatihan. “Selain menyiapkan SDM yang tangguh, secara simultan kami juga mengembangkan jumlah cabang, dan ditargetkan mencapai 100 cabang hingga akhir tahun ini,” tuturnya.
Di tengah banyaknya koperasi berbasis digital yang belakangan bermunculan, Vini optimis pangsa pasar simpan pinjam masih terbuka lebar, asal mampu menyajikan teknologi pemasaran yang inovatif dan sesuai tuntutan pasar.
Menurut Vini, tidak ada istilah pasar jenuh, yang terjadi adalah manajer yang jenuh sehingga mandeg berkreasi. “Kami mengantisipasi manajer jenuh itu dengan pelatihan dan peningkatan kompetensi, sehingga KSP-SB tetap mampu melayani anggotanya yang kini sudah mendekati 200 ribu orang,” ujarnya lagi.
Saat ini jumlah kantor KSP-SB di seantero Jawa tercatat 91 kantor cabang utama dan cabang pembantu serta 8 kantor khusus pelayanan pinjaman. Melalui pemanfaatan teknologi yang kini terus dikembangkan, Vini optimis target 100 cabang dan satu juta anggota bakal dapat dicapai karena orientasi KSP-SB kini tak melulu menyasar anggota dari kalangan perkotaan, tetapi juga kalangan menengah ke bawah, terutama warga perdesaan.
Di Kabupaten Ciamis misalnya terdapat anggota yang menabung satu bulannya Rp100 ribu. Itu artinya anggota tersebut menabung Rp25 ribu setiap minggunya, sehari bisa Rp5000. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Indramayu. Peningkatan anggota hingga basis perdesaan itu secara otomatis juga menambah jumlah tenaga kerja yang akan bertugas ke lapangan. “Saat ini, Kami sudah menyerap tenaga kerja sebanyak 3 hingga 4 ribu orang, termasuk di kantor pusat sekitar 200 karyawan,” aku Vini.
TABUNGAN WISATA
Selain andalkan PIKO sebagai tabungan berbasis digital, KSP-SB juga meluncurkan produk tabungan terbaru, yaitu Tabungan Wisata. Produk jalan-jalan ini baru akan diluncurkan dalam waktu dekat ini, namun peminatnya sudah cukup banyak. “Ternyata masyarakat kita sangat haus informasi wisata baik di dalam maupun luar negeri. Buktinya belum resmi beroperasi, tapi produk ini sudah banyak mendapat respon,” kata Vini seraya menjelaskan mekanisme tabungan ini mirip dengan Tabungan Pendidikan Sejahtera untuk masa depan anak, yaitu dicairkan pada waktunya. Misalnya ada 20 anggota menginginkan liburan ke Inggris biayanya Rp50 juta, maka anggota bisa menentukan berapa lama waktu untuk mencicil hingga tabungannya mencapai jumlah yang ditentukan.
“Program ini memberikan kesempatan pada anggota untuk berwisata. Biaya sudah termasuk visa, yang kami urus,” kata Vini. Mengenai Tabungan Pendidikan, produk ini juga cukup diminati karena mempunyai dana sosial kemasyarakatan. Kalau anggota meninggal, maka pendidikan anaknya tetap mendapatkan biaya. (Irvan/Irm)