JAKARTA—-Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Nasari dan Grup menggelar acara Syukuran 20 tahun di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis (6/9/2018). Perayaan dua dasawarsa KSP Nasari ini mengambil tema “Bergandeng Tangan Mewujudkan Ekonomi Kerakyatan yang Tumbuh Pesat dan Berkeadilan Serta Sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”.
Dalam kesempatan yang sama, KSP Nasari meluncurkan Koperasi Nasari Syariah dan buku yang ditulis pendiri dan Ketua KSP Nasari Sahala Pangabbean bertajuk “Koperasi Indonesia Penyelamat Ekonomi Bangsa”.
Hadir dalam acara itu Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, Sekretaris Jenderal MUI Pusat Anwar Abbas, Ketua KSP Nasari Sahala Pangabbean dan jajaran pengurus dan pengawas KSP Nasari.
Dalam sambutannya Sahala Pangabbean menuturkan pada era pemerintahan Jokowi-JK pengembangan koperasi mengedepankan kualitas dan bukan lagi kuantitas. Koperasi di Indonesia diharapkan bisa sejajar dengan koperasi maju di luar negeri. Mengapa di luar negeri koperasi maju, di Indonesia tidak? Padahal mengacu pada UUD 1945 badan usaha yang cocok untuk Indonesia adalah koperasi.
Koperasi di Indonesia pada 2017 mampu memberikan kontribusi pada PDB sebanyak 4,48 persen dan pada 2018 direncanakan 6,5%. “Kami berharap ke depannya sudah keluar Undang-undang baru Koperasi,” ujar Sahala.
Sahala juga menuturkan kilas balik sejarah berdirinya KSP Nasari di Semarang pada 31 Agustus 1998 saat Indonesia dilanda krisis moneter, di mana jutaan orang menganggur dan nilai tukar rupiah ambruk di hadapan dolar AS.
“Ceruk pasar kami adalah para pensiunan pegawai negeri sipil (PNS), Polri dan TNI. Kami peduli pada para purnabakti beserta keluarganya yang butuh bantuan dana,” kata Sahala.
Kini KSP Nasari berkembang pesat mempunyai 36 kantor layanan dan 50 outlet layanan yang tersebar hampir di seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama Chandra Saritua Pangabbean, mengatakan sebagai generasi penerus dilibatkan untuk koperasi berbasis digital, beroperasi secara praktis melalui jaringan online. Tujuannya sebagai langkah antisipasi di era milenial . Saat ini sebanyak 80 persen dari SDM Nasari dari generasi milenial.
“Kami mendukung UKM dan usaha Startup untuk bersaing di era global dan melakukan inovasi berwirausaha,” kata Chandra, putra dari Sahala Panggabean ini.
Sementara Sekjen MUI Anwar Abbas menyatakan apresiasi terhadap kiprah KSP Nasari, yang mempunyai aset hampir mencapai Rp700 miliar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Anwar juga menyampaikan kesannya terhadap buku yang ditulis oleh ditulis oleh Sahala.
“Saya sudah sampaikan kepada Jokowi mata kuliah ekonomi yang diajarkan di perguruan tinggu merupakan ekonomi liberalisme tidak ada ekonomi Pancasila, yang merupakan ekonomi kerakyatan. Kita harus mengajarkan ekonomi kerakyatan, untuk itu menurut saya salah satu buku yang dijadikan referensi adalah buku Pak Sahala,” ungkap Anwar (van).