Peresmian Kantor Cabang Koperasi Simpan Pinjam Makmur Mandiri (KMM) di Kabupaten Sragen, Minggu (1/9/19) terasa istimewa. Tak hanya dihadiri kepala daerah beserta jajarannya, juga pejabat eselon I dan II Kementerian Koperasi UKM di tingkat pusat. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berharap kehadiran KMM di daerahnya, dapat memberi pencerahan bagi perekonomian masyarakat di daerah itu.
MEMBIDIK target pendirian 200 kantor cabang hingga tiga tahun kedepan, KSP Makmur Mandiri kian gencar melakukan ekspansi ke sejumlah daerah strategis. Sejumlah kantor cabang yang dibuka dalam dua bulan terakhir ini antrara lain di Bitung (Sulut), Kabanjahe, Karo (Sumut), Gianyar (Bali), Mustika Jaya Bekasi (Jabar dan Sragen Jateng. Daerah tersebut dinilai strategis bagi pengembangan pasar KMM yang menyasar calon anggotanya di level usaha mikro, kecil dan kalangan karyawan pekerja industri.
Saat meresmikan Kantor Cabang KMM ke 134 Sragen, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berharap kehadiran KMM dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Sragen. “Kami menyambut hal ini dengan baik, karena kami menyadari bahwa pemerintah tidak bisa sendiri dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perlu dukungan pihak-pihak lain,” ujar dia. Pilihan KMM membuka cabang di Sragen, sambung Yuni sudah tepat karena Kabupaten Sragen termasuk daerah Soloraya yang tingkat pertumbuhan ekonominya cukup tinggi.
Sebagai koperasi yang tercatat dalam jajaran 100 Koperasi Besar Indonesia, Yuni yakin KMM akan memberi citra perkoperasian yang positif di Kabupaten Sragen. “Saya akan pantau perkembangan koperasi ini (KMM) dan nanti akan kami evaluasi apa dampak ekonomi dirasakan masyarakat Sragen dari kehadiran KMM,” ujarnya. KMM lanjut Yuni akan menambah jumlah koperasi di daerahnya yang kini tercatat sebanyak 1.104 unit dan sebanyak 852 unit tercatat aktif. Sesuai dengan kewenangan yang melekat pada jabatannya, Yuni menyampaikan bahwa dirinya mempunyai peran penting untuk mengawasi koperasi apalagi ada di ruang lingkup Kabupaten Sragen.
“Semoga dengan saya menjadi anggota koperasi saya lebih pintar untuk ikut mengawasi koperasi. Saya juga ingin melihat langsung perbedaan ada dan tidaknya KMM di sini,” ucap Yuni seraya mengingatkan agar KMM selalu melihat kredibilitas anggotanya agar ke depannya koperasi akan sehat.
PERSAINGAN KSP KETAT
Harapan senada disana disampaikan oleh Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi dan UKM Suparno yang turut hadir dalam acara tersebut. Dia mengatakan persaingan usaha antar KSP di sejumlah daerah belakangan kian ketat, termasuk dengan kondisi yang terjadi di Kabupaten Sragen. Jika persaingan ketat tersebut tidak diatur dengan rambu-rambu peraturan dan pengawsan yang ketat, Suparno khawatir bakal membawa dampak negatif bagi Sragen, “Saya meminta Bupati selaku pimpinan daerah dapat mengerahkan aparatnya untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap koperasi termasuk KMM, sehingga kehadirannya dapat memenuhi harapan bupati, yaitu memberi nilai tambah bagi Sragen,” ujar Suparno. KMM, lanjut dia harus mampu menunjukan citra baiknya sebagai koperasi profesional. Lantaran itu Suparno menegaskan sekitar 80 persen uang yang ada di koperasi harus disalurkan kembali kepada warga dan anggota koperasi di daerah setempat.
Pesan lainnya disampaikan Suparno adalah agar KMM melayani semua simpanan dan pinjaman masyarakat mulai dari kelas pengusaha, hingga yang baru ingin berwirausaha. Namun KMM juga harus mewujudkan prinsip perkoperasian yang berlaku, di antaranya adalah pendidikan dan pelatihan anggota. Dengan adanya pendidikan anggota yang baik, koperasi dapat terhindar dari masuknya dana illegal dan tidak akan menjadi tempat pencucian uang. (Irsyad Muchtar)