
Peluang News, Demak – KSP KUD Mintorogo meminta anggota tetap tenang sehingga manajemen bisa mengatasi masalah yang terjadi. Management dan Pengurus berharap tetap solid dengan support anggota yang masih loyal sehingga penanganan masalah lebih terfokus.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Koperasi Simpan Pinjam (KSP) KUD Mintorogo Supriyadi yang ditemui peluangnews.id di kantornya Jl. Raya Demak – Kudus No.KM. 18, Magersari, Karanganyar, Kec. Karanganyar, Kabupaten Demak, pekan lalu.
Goyangnya KUD Mintorogo, dijelaskan Supriyadi, berawal dari kejadian di salah satu cabang di Kudus. Dimana ada penarikan dana simpanan anggota yang berbarengan. Kantor cabang di Kudus tersebut tidak bisa memenuhinya, tetapi mereka tidak infomasikan ke pusat malah menunda pencairan dana simpanan anggota.
“Akibat menunda-nunda itu anggota menjadi cemas. Sebenarnya kalau segera ditanggani tidak akan melebar. Dikarenakan anggota Cabang Kudus dapat menarik simpanan di cabang lain yang terdekat,” ucap Supriyadi.
Kantor cabang KUD Mintorogo, lanjutnya, ada 11 cabang, yang lokasi kantornya berdekatan. Kantor cabang yang di Demak, Jepara, Pati, Kudus yang terkena dampak. Kondisi makin diperparah dengan banyak orang yang mengabarkan di media sosial yang isinya tidak sesuai fakta. Akibatnya semakin banyak anggota yang menarik simpanannya.
“Otomatis tidak ada pemasukan dan kami tidak berani mengambil dana simpanan dari cabang lain. Dana simpanan dicabang lain itu harus mereka kelola sendiri. Kalau tidak ada simpanan yang masuk sehingga perputaran uang hanya dari pinjaman sementara berita di medsosnya kenceng mengakibatkan peminjam menunda pembayaran mengakibatkan kolektivitasnya menjadi tidak lancar. Peminjam mengambil aksi menunggi dengan tidak membayar cicilan karena peminjam di koperasi tidak ada BI chekingnya,” ungkap Supriyadi.
Kantor Pusat KSP KUD Mintorogo/dok.peluang
Peristiwa rush (mengambil simpanan secara berbarengan), jelas Supriyadi, dilakukan anggota sekitar triwulan terakhir Tahun 2022. Rush dimungkinkan karena lokasi kantor cabang berdekatan dengan produk simpanan yg dapat ditarik sewaktu waktu selain Simpanan Berjangka.
Untuk mengatasi masalah ini, ungkap Supriyadi, pihaknya melakukan beberapa langkah, sepeti menjalin kemitraan kerjasama dengan pihak lain, misalnya KSP SMS yang memiliki dana cukup banyak. Penanganan asset KSP KUD Mintorogo yang ada di anggota peminjam, penguatan SDM, fix asset yg potensi dilakukan penjualan, dan kebijakan pencairan simpanan bertahap proporsional.
“Pengurus dan managemen menata kembali degan memperkuat mental SDM yang tersisa,” ucap Supriyadi.
Kunjungan ke anggota, diakui Supriyadi, sudah dilakukan sejak awal-awal masalah muncul, sayangnya kunjungan untuk menjelaskan masalah ini ke anggota kalah dengan gencarnya berita-berita di medsos yang merugikan pihaknya.
Pihaknya, ungkap Supriyadi, saat ini menghadapi masalah di SDM, tentang nyali dan tanggungjawab. Banyak SDM yang mundur dan resign lari dari tanggung jawab karena menghindari tekanan anggota. Pengurus dan manajemen yang masih bertahan justru dicaci maki, difitnah dan jadi tempat kesalahan. “Namun demikian masih ada anggota yang support kerja kami. Kami terus berupaya untuk bekerja menyelesaikan masalah ini,” ucapnya.
Saat ini jumlah anggota KSP KUD Mintorogo ada sekitar 40-an ribu. Anggota yang aktif sekitar 80℅ terdiri dari anggota penyimpan dan peminjam skala UKM dengan plafon yang kecil.
KSP KUD Mintorogo pernah lima kali mendapat dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kemenkop. Pertama sebesar Rp1 miliar. Kedua sebanyak Rp2,5 milir, ketiga sebesar Rp5 miliar, keempat saat pandemi Covid-19 sebesar Rp30 miliar dan terakhir top up sebesar Rp20 miliar. “Outstanding Rp21 milir, Awalnya kami lancar dalam pengembalian ke LPDB, namun dlm kondisi yang sulit saat ini pengembalianya jadi terganggu ,” ucap Supriyadi. (Aji)