Oleh: Novianus dan Burusius Yuvensius
Jadi, apa pilihan Anda? Close Loop apa Open Loop? Ini pertanyaan yang sering mencuat di kalangan pegiat Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Jika pilihannya close loop, KSP hanya melayani anggotanya sendiri. Artinya, dana yang dikelola koperasi berasal dari simpanan anggota dan hanya diberikan kembali kepada anggota dalam bentuk pinjaman atau program kesejahteraan lainnya.
Dengan sistem ini, KSP dapat lebih mandiri karena tidak bergantung pada modal dari pihak luar, seperti bank atau investor eksternal. Dengan hanya mengandalkan modal dari anggota, KSP memiliki kendali penuh atas kebijakan keuangan dan operasionalnya tanpa intervensi pihak luar. Selain itu, seluruh laba yang diperoleh KSP dikembalikan kepada anggota dalam bentuk Sisa Hasil Usaha (SHU), layanan tambahan, atau program sosial yang bermanfaat bagi komunitas.
Salah satu kendala terbesar adalah keterbatasan modal karena hanya mengandalkan simpanan anggota. KSP mungkin mengalami kesulitan dalam ekspansi atau menyediakan pinjaman dalam jumlah besar. Oleh karena itu, KSP close loop harus memastikan anggotanya aktif menyimpan dan menggunakan layanan koperasi secara berkelanjutan.
Partisipasi aktif anggota menjadi faktor krusial dalam menjaga stabilitas keuangan KSP.
Jika anggota kurang aktif menyimpan atau memanfaatkan layanan koperasi, pertumbuhan KSP dapat terhambat. Oleh sebab itu, diperlukan edukasi dan sosialisasi kepada anggota agar makin memahami pentingnya kontribusi mereka dalam kelangsungan usaha koperasi.
Akses Modal Berisiko
Berbeda dengan sistem close loop, sistem open loop memungkinkan KSP untuk menerima investasi dari pihak luar, seperti bank, investor atau masyarakat umum yang non-anggota. Adanya akses ke sumber dana eksternal, KSP dapat mempercepat pertumbuhan, memperluas layanan, dan mengembangkan produk keuangan yang lebih inovatif.
Keunggulan sistem open loop adalah kemampuannya mengumpulkan modal yang lebih besar. Hal ini sangat membantu KSP yang ingin berkembang lebih cepat dan meningkatkan daya saingnya di industri keuangan.
Selain itu, dengan lebih banyak sumber dana, KSP dapat berinvestasi dalam inovasi teknologi dan digitalisasi layanan keuangan. Misalnya, pengembangan aplikasi mobile credit union, memperluas layanan online, atau meningkatkan efisiensi operasional melalui sistem digital. Inovasi ini dapat meningkatkan kenyamanan anggota serta menarik lebih banyak masyarakat bergabung dengan koperasi.
Namun, sistem open loop juga membawa sejumlah risiko. Salah satu risiko terbesar adalah hilangnya kemandirian koperasi jika terlalu bergantung pada modal eksternal. Ketika KSP mulai menerima dana dari investor atau lembaga keuangan lain, ada kemungkinan keputusan keuangan akan dipengaruhi oleh kepentingan pihak luar yang mungkin tidak selalu sejalan dengan prinsip KSP.
Mana Paling Sesuai?
Tidak ada jawaban karena pilihan ini sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan KSP. Masing-masing sistem memiliki keunggulan dan tantangan yang harus dipertimbangkan sebelum diimplementasikan.
Bagi KSP yang ingin tetap mandiri, mempertahankan prinsip koperasi tradisional, dan menjaga keberlanjutan dengan lebih sedikit risiko eksternal, sistem close loop lebih sesuai. Dengan model ini, KSP dapat memastikan semua keuntungan kembali kepada anggota dan keputusan keuangan tetap berada di tangan komunitas KSP itu sendiri.
Di sisi lain, bagi KSP yang ingin berkembang lebih cepat, menjangkau lebih banyak masyarakat, dan memiliki fleksibilitas keuangan yang lebih besar, sistem open loop dapat menjadi pilihan. Yang terpenting, KSP tetap berpegang pada prinsip dasarnya, yaitu mengutamakan kesejahteraan anggota dan menjaga keberlanjutan usaha dengan tetap mempertimbangkan aspek kemandirian dan pertumbuhan. Apapun sistem yang dipilih, keberhasilan KSP tetap bergantung pada komitmen serta kepercayaan anggotanya dalam mendukung operasional dan pertumbuhan usaha.[]
Novianus dan Burusius Yuvensius adalah pegiat KSP Credit Union di Kalimantan Barat
