Menjadi koperasi simpan pinjam pertama di Provinsi Sulawesi Selatas yang menggelar Rapat Anggota Tahunan secara elektronik, KSP Bakti Huria mengukuhkan kesiapannya menghadapi kompetisi pasar yang kini kian akrab dengan aplikasi teknologi digital.
HANYA dengan smartphone berbasis android di tangan, kini berbagai informasi sudah dapat dijangkau oleh masyarakat yang sudah melek teknologi digital. Perkembangan teknologi yang bergerak cepat itulah yang coba diantisipasi oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bakti Huria ketika akhir April lalu menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara elektronik. “RAT secara elektonik ini yang pertama kami gelar sekaligus terobosan bagi KSP Bakti Huria untuk jadi yang terdepan menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital,” kata Ketua KSP Bakti Huria Andi Amri. Selain untuk mengajak anggotanya melek teknologi digital, Andi menambahkan RAT elektronik ini dimaksudkan untuk menekan tingkat efisiensi biaya cukup signifikan, biayanya berkurang hingga 70 persen..
“Sebelumnya, kami harus mengundang tidak kurang 600 orang anggota untuk hadir secara fisik di setiap RAT. Jarak dan tempat tinggal anggota yang relatif jauh menyebabkan pengeluaran biaya cukup besar. Dengan RAT Elektronik yang kami buka selama seminggu di medium internet, semua anggota bisa menyimak maupun mengoreksi kinerja koperasi melalui komputer atau HP mereka masing-masing. Sedangkan pemaparan hasil RAT sistem online ini cukup dihadiri sejumlah perwakilan saja,” tutur Andi. Di luar dugaan, penerapan RAT model online tersebut mendapat respon positif dari anggota. Hal itu terlihat dari tingginya tingkat partisipasi anggota. “Dari 2.501 jumlah anggota KSP Bakti Huria, 1.905 atau 79 persen di antaranya telah login dalam aplikasi RAT Online,” kata Andi.
RAT ke 16 yang berlangsung di Swissbell-Hotel Makassar itu dihadiri sekitar 300 anggota yang dipilih mewakili anggota lainnya yang berasal dari 21 cabang tersebar di kabupaten dan kota di Provinsi Sulsel.
Selain menghadiri sosialisasi RAT elektronik, kehadiran anggota merupakan agenda tahunan yang wajib diikuti guna membahas kinerja Bakti Huria di tahun lalu (2018).
Kendati didera oleh kondisi perekonomian nasional kurang kondusif, namun kinerja KSP Huria Bakti tumbuh positif. KSP ini mampu membukukan laba 4,24% atau setara Rp505,472 juta. Hal ini tidak lepas dari strategi koperasi yang berjalan baik dengan fokus pada perbaikan rasio kecukupan modal, kualitas kredit dan efisiensi biaya. Sepanjang 2018, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) Bakti Huria meningkat 1,36% menjadi 15,21% dibanding 2017 sebesar 13,85%.
Koperasi yang membukukan aset Rp62,5 miliar ini sepanjang 2018 telah menyalurkan pinjaman total sebesar Rp 61,5 miliar untuk 2.501 anggota. Salah satu program pembiayaannya adalah Mikro Kredit Sanitasi bagi masyarakat yang belum memiliki sanitasi layak. Andi menegaskan, terobosan RAT sistem elektronik yang mereka gelar merupakan wujud keseriusan Bakti Huria menuju era industri digital 4.0. (Irsyad Muchtar)