DIDIRIKAN Desember 1968 dengan nama PT Sempati Air Transport, penerbangan perdananya Maret 1969, dengan pesawat DC-3. Nama Sempati Air digunakan sejak 1996. Sempati memasuki masa keemasaan di era Dirut Hasan Muhammad Sudjono. Sempati menjadi satu-satunya maskapai swasta terdepan dalam inovasi, kemudahan, dan kenyamanan terbang. Jaringan penerbangannya mencakup 30 kota tujuan, 25 kota domestik dan 5 internasional dengan 21 armada.
Setelah disindir sebagai gerobak udara, Sempati Air sukses mempertegas posisinya sebagai maskapai bagi para eksekutif. Sejak Juli 1994, Sempati memperluas bisnisnya ke Singapura, Penang, Kuala Lumpur, Taipei, Yangoon, Perth, dan Madras. Masuknya tim Hutomo mandala Putra mendongkrak kinerja keuangan perusahaan. Pada 1994, dibukukan pendapatan Rp1,5 triliun dengan laba Rp24 miliar. Meski pendapatan turun pada 1995, Sempati justru berlaba Rp28,6 miliar.
Akibat salah kelola yang beraroma kekuasaan, maskapai ini dililit hutang yang tak mungkin sanggup dibayar. Sempati secara resmi berhenti mengudara sejak 5 Juni 1998. Aset terakhir yang dimilikinya hanya Rp71,2 miliar berupa aset pesawat plus peralatan, tanah dan bangunan, kas di bank, dan piutang senilai Rp44,6 miliar.
Dihantam krisis moneter 1998, Sempatiberhenti operasi bulan Juni. Beban biaya operasional seperti sewa pesawat, perawatan pesawat dan asuransi yang seluruhnya dalam mata uang dolar AS, harus ditanggung perusahaan lima kali lebih berat. Sempati mengajukan pailit, dan dinyatakan pailit sejak 5 Juli 1999. Hingga napas terakhirnya, Sempati meninggalkan utang Rp1,1 triliun terhadap 470 kreditor perusahaan. Termasuk kepada Fokker Aircraft, Freeport, Malaysia Air System, dan Korean Airlines.●