Kredit UMKM Tetap Selektif Meski Konsumsi Melambat

Dengan menerapkan pendekatan yang bertumbuh, di tengah potensi perlambatan konsumsi rumah tangga, Bank Rakyat Indonesia tetap selektif dalam menyalurkan kredit ke segmen UMKM. Pendekatan ini memungkinkan keberlanjutan bisnis BRI. Dengan portofolio kredit BRI yang didominasi segmen UMKM, menjaga kualitas dari pembiayaan pada segmen ini tetap menjadi prioritas perseroan.

Dalam strategi menjaga kualitas kredit, fungsi monitoring dan early warning system diperkuat, “sehingga dapat mengetahui kondisi nasabah dan antisipasi apabila terjadi potensi pemburukan,” kata Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom. BRI tentunya juga memberi edukasi serta pemberdayaan agar UMKM mampu tumbuh dari sisi kapasitas usaha sehingga bisa naik kelas dan semakin resilien dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada.

Di samping berfokus pada akses pembiayaan, BRI juga memfasilitasi pelatihan usaha, literasi keuangan, dan pendampingan sehingga juga UMKM ini bisa naik kelas. Saat ini perseroan tengah meninjau kembali framework risk management. “Mitigasinya kita perkuat. Kita juga fokuskan lagi kembali ke retail risk dan wholesale risk, termasuk juga IT dan juga digital risk kita,” ujar dia.

Pondasi dari sisi kapabilitas dan kapasitas sumber daya manusia juga diperkuat. Sistem dan tools yang sudah ada saat ini seperti credit rating, fraud detecting system, hingga early warning system ditinjau kembali. Perseroan juga meninjau kembali proses bisnis secara keseluruhan untuk mempertimbangkan apakah diperlukan improvement dari seluruh aktivitas proses bisnis yang ada.

Akhir April, BRI melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun pada periode triwulan pertama 2025, dengan aset mencapai Rp2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun yang didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI atau sebesar Rp1.126,02 triliun. Rasio non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) tercatat terus membaik masing-masing menjadi 2,97 persen serta 11,12 persen pada akhir triwulan I 2025.

Kinerja positif BRI sampai dengan Maret 2025 juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, di mana loan to deposit ratio (LDR) berada di level 86,03% serta capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,03%.●

Exit mobile version