hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kredit Perbankan Meningkat 7,36%

Sumber: Pexels.com

PeluangNews, Jakarta — Kredit perbankan pada November 2025 tercatat tumbuh sebesar 7,74% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, posisinya juga meningkat dari 7,36% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Meski begitu, Bank Indonesia berharap agar penyaluran kredit dapat terus ditingkatkan.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan peran kredit perbankan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus ditingkatkan. Permintaan kredit terindikasi belum kuat dipengaruhi oleh perilaku wait and see dari pelaku usaha, optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, serta penurunan suku bunga kredit yang masih lambat.

Menurut BI, fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 masih besar, yaitu mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18% dari plafon kredit yang tersedia. Sementara dari sisi penawaran, kapasitas pembiayaan bank tetap memadai ditopang oleh rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang meningkat menjadi sebesar 29,67% dan DPK yang tumbuh sebesar 12,03% (yoy) pada November 2025.

“Perkembangan ini turut didorong oleh ekspansi likuiditas moneter dan pelonggaran kebijakan likuiditas moneter (KLM) Bank Indonesia, serta ekspansi keuangan Pemerintah termasuk penempatan dana Pemerintah pada beberapa bank besar,” ujarnya saat menyampaikan Rapat Dewan Gubernur bulan Desember 2025, Rabu (17/12).

Menurut Perry, minat penyaluran kredit perbankan umumnya juga masih baik yang tecermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement) yang semakin longgar, kecuali pada segmen kredit konsumsi dan UMKM akibat peningkatan risiko kredit pada kedua segmen tersebut.

Kondisi ini memengaruhi pertumbuhan kredit UMKM November 2025 yang terkontraksi sebesar 0,64% (yoy). Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit 2025 berada pada batas bawah kisaran 8-11% (yoy) dan akan meningkat pada 2026.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan perbankan serta memperbaiki struktur suku bunga.

Perry meyakini ketahanan perbankan tetap kuat dengan permodalan yang terjaga pada level tinggi dan risiko kredit yang terjaga rendah. Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (CAR) perbankan pada Oktober 2025 meningkat menjadi sebesar 26,38% sehingga semakin mampu untuk menyerap risiko. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan secara agregat tetap rendah sebesar 2,25% (bruto) dan 0,90% (neto) pada Oktober 2025, namun NPL (bruto) UMKM masih tinggi, yaitu sebesar 4,50% pada November 2025.

Hasil stress test Bank Indonesia menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, ditopang oleh kemampuan bayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi global dan domestik yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan.

pasang iklan di sini