octa vaganza

Kredit Bank Terus Melaju

Per April 2022, kredit bank tumbuh sebesar 8,8% secara tahunan.  Pertumbuhan terjadi di seluruh jenis baik kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi. Akankah hal ini berlanjut sampai akhir tahun setelah BI mengerek giro wajib minimum?

Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang berlanjut, kredit perbankan makin deras mengalir. Data Bank Indonesia per April 2022, kredit bank mencapai Rp5.969 triliun, naik 8,8% secara tahunan. Peningkatan kredit terjadi menyeluruh baik di segmen perorangan maupun korporasi.

“Akselerasi pertumbuhan kredit bersumber baik dari golongan debitur korporasi maupun perorangan,” ungkap Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono. 

Peningkatan kredit yang menanjak sejalan dengan Survei Permintaan Dan Penawaran Pembiayaan Perbankan oleh BI yang mengindikasikan meningkatnya kebutuhan pembiayaan dan penyaluran kredit.

Per April 2022, kredit kepada perorangan tumbuh dari 8,4% (year on year/yoy) pada Maret 2022 menjadi 8,9% (yoy) atau sebesar Rp2.876,5 triliun.
Sementara kredit yang disalurkan kepada korporasi melonjak dari 5,9% pada Maret 2022 menjadi 10,3% di April 2022 atau sebesar Rp3.049,4 triliun.

Berdasarkan jenis kredit, kredit modal kerja (KMK) tumbuh sebesar 11,4% yoy pada April 2022 atau mencapai Rp2.714 triliun, meningkat dari bulan sebelumnya 7,4% yoy. Peningkatan terjadi pada penyaluran kredit untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) dan sektor industri pengolahan. KMK sektor PHR tumbuh sebesar 7,5%, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 5,8%, sejalan dengan peningkatan kredit pada subsektor perdagangan eceran makanan minuman dan tembakau di DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Sementara KMK sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 12,6% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 8,0% (yoy), terutama untuk sub sektor Industri Minyak Goreng dari Kelapa Sawit Mentah di Sumatera Utara dan Lampung.

Adapun Kredit Investasi (KI) meningkat dari 5,0% yoy pada Maret 2022 menjadi 7,2% yoy  pada April 2022 atau sebesar Rp1.537 triliun. Pertumbuhan terutama di sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan yang tumbuh menjadi 5,3% pada April 2022, terutama pada perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.

Selain itu, peningkatan kredit untuk investasi juga terjadi pada sektor industri pengolahan. Per April 2022, kredit untuk sektor ini tumbuh sebesar 7,5% meningkat dibandingkan bulan sebelumnya 4,9%. Peningkatan terutama bersumber dari pemintaan industri minyak goreng dari kelapa di Jawa Timur dan Sumatera Utara.

Pertumbuhan kredit tidak hanya terjadi pada sektor produktif saja, tetapi juga meliputi kredit konsumsi (KK) yang tumbuh dari 6,0% yoy pada Maret 2022 menjadi 6,4% yoy di April 2022 atau sebesar Rp1.718,5 triliun. Peningkatan ini didorong oleh penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan Kredit Multiguna.

Sementara kredit sektor properti pada April 2022 tumbuh 6,1% secara tahunan atau mencapai Rp1.135,4 triliun.  Peningkatan ini terutama disebabkan dari kredit konstruksi sejalan dengan realisasi pengerjaan proyek infrastruktur seperti jalan tol di Jawa Barat.

Untuk kredit kepemilikan rumah atau apartemen (KPR/KPA) melambat, dari 10,6% pada Maret 2022 menjadi 10,5% di April 2022. Perlambatan terutama bersumber dari kredit untuk Pemilikan Rumah Tinggal Tipe 22 sampai dengan 70. Kredit Real Estate tumbuh sebesar 4,3% yoy di April 2022, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,6% yoy.

Salah satu bank yang berkontribusi terhadap peningkatan kredit properti adalah Bank BTN yang dikenal sebagai bank spesialis kredit perumahan. Hingga April 2022, BTN menorehkan pertumbuhan kredit sebesar 6,89% secara tahunan.

BTN optimis target kredit tercapai yang bersumber dari permintaan masyarakat maupun dukungan pemerintah seperti penyaluran kredit subsidi atau FLPP yang  jumlahnya menjadi 200.000 unit rumah, atau setara dengan Rp23 triliun. 

BTN juga mengembangkan ekspansi ke kelompok menengah dan milenial yang masih besar potensinya untuk penuhi kebutuhan rumah.  Pada tahun ini, BTN menargetkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12% hingga 14%. Sedangkan rasio kredit bermasalah bisa dijaga di level 3,3% hingga 3,5% dan NPL Coverage akan dipertahankan di atas 150%.  

Sementara penyaluran kredit kepada UMKM tumbuh sebesar 16,9% yoy di April 2022, terutama pada kredit skala mikro yang tumbuh sebesar 105,4% yoy. Kredit UMKM skala menengah tercatat terkontraksi sebesar 27,9% yoy, dan kredit usaha kecil melambat menjadi sebesar 24,7% yoy.

Bank-bank pelat merah menjadi penyokong pertumbuhan kredit UMKM. Seperti ditunjukkan oleh Bank Mandiri  yang mencatatkan realisasi kredit senilai Rp109,04 triliun per April 2022, atau tumbuh 16,2% secara tahunan.

Selain Bank Mandiri, Bank BRI sebagai raja kredit UMKM juga mencatatkan pertumbuhan kredit mikro sebesar 15,61% dan segmen kecil tumbuh 8,27% yoy pada April 2022. Hingga akhir kuartal I/2022, tercatat portofolio kredit UMKM sebesar 84% dibandingkan dengan total penyaluran kredit BRI. Proporsi kredit UMKM BRI akan terus didorong naik hingga mencapai 85% pada akhir tahun ini.

BRI sebagai satu-satunya bank di dunia yang punya satelit sendiri ini telah menyiapkan dua strategi untuk memberdayakan dan mengembangkan segmen UMKM. Pertama, yaitu dengan menaikkelaskan nasabah yang ada, melakukan berbagai program edukasi, dan pendampingan. Strategi kedua adalah dengan menyasar segmen yang lebih kecil, yakni ultra mikro sebagai mesin pertumbuhan baru.

Peningkatan kredit bank sangat penting dalam menopang pemulihan ekonomi karena sebagian besar pelaku bisnis di Indonesia masih mengandalkan pembiayaan dari
bank sebagai modal usahanya. Menarik untuk dilihat, apakah pertumbuhan kredit ini akan terus berlanjut setelah BI menaikkan rasio giro wajib minimum menjadi 6% per 1 Juni 2022. (Kur).

Exit mobile version