Peluang News, Jakarta – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki, di Nusa Tenggara Timur (NTT), ada sembilan orang dan satu orang dalam kondisi kritis tengah menjalani perawatan medis.
Berdasarkan data Basarnas, sembilan warga meninggal dunia berhasil dievakuasi petugas SAR, dan satu korban yang kritis diselamatkan dari reruntuhan.
Pos pengungsian telah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang tersebar di tiga pos pengungsian yakni Desa Konga, Lewolaga, dan Tie Tekena.
“Pihak BPBD Kabupaten Flores Timur masih melakukan pendataan jumlah warga yang melakukan pengungsian,” kata Abdul Muhari, Selasa (5/11/2024).
Sekretaris Daerah Flores Timur, Petrus Pedo Maran, mencatat, jumlah pengungsi mencapai 2.472 orang.
Sementara itu, operasi tanggap darurat masih berlangsung pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki pada Minggu (3/11/2024).
Upaya pencarian dan pertolongan terus dilakukan untuk memastikan semua korban terevakuasi dari lokasi terdampak.
Erupsi gunung ini berdampak pada kerusakan rumah penduduk di radius area 7 km dari puncak gunung. Hujan abu juga turun pada radius itu.
Pihak BPBD setempat mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi, terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, dan Nobo.
Terkait dengan kondisi terkini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur menetapkan status tanggap darurat berlaku mulai tanggal 4 November sampai dengan 31 Desember 2024.
Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Lewotobi Laki-laki yang cukup signifikan.
Karena itu, tingkat aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dinaikkan dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas), terhitung mulai 3 November 2024 pukul 24.00 Wita.[]