PURWOREJO—-Koperasi Wanita Srikandi berlokasi di Purworejo menambah daftar koperasi di Indonesia yang mampu menghasilkan produksi layak ekspor.
Sejak 2017 koperasi yang beranggotakan 208 perempuan ini mengekspor gula kristal organik ke Negeri Kangguru, Australia dan Srilanka.
Menurut Sekretaris Umum Kopwan Srikandi Nuke Isnayanti Putri total produksi gula organik pada 2017 sebanyak 816 ton meningkat menjadi 850 ton menjadi 850 ton pada 2018.
Omzet usaha mengalami peningkatan dari Rp17,9 miliar menjadi Rp18,7 miliar pada 2018. Koperasi juga berhasil meningkatkan aset dari Rp1 miliar menjadi Rp1,5 miliar pada 2018.
“Untuk 2019 dan ke depan kami ingin memperpanjang sertifikasi keanggotaan organik petani penderes kelapa di beberapa kabupaten, seperti Purworejo, Wonosobodan Magelang, serta memperluas jaringan pasar ekspor internasional. Salah satunya dengan listing ke Alibaba,” papar Nuke kepada Peluang, Kamis (21/9/2019).
Selain itu menurut Nuke, Kopwan Srikandi menambah produk selain produk gula kelapa kristal menjadi komoditas ekspor, seperti VCO dan minyak goreng kelapa
Tutur Nuke, operasi Wanita Srikandi bergerak melaksanakan berbagai kegiatan usahanya sesuai dengan motto koperasi sebagai “ Agen Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sumber Daya Lokal “.
“ Kegiatan utama Koperasi Wanita Srikandi melaksanakan pemberdayaan masyarakat dibidang produksi olahan pohon kelapa dan turunannya yang meliputi minyak kelapa murni (ZICO), gula kelapa kristal organik, sabun Az-zico dan sebagainya,” papar Nuke.
Pada awal berdirinya usaha ini di bawah naungan LSM Kartinem pada 2006 dan berubah menjadi KUB Mitra Sejahtera pada tahun 2009 sebelum akhirnya diresmikan pada tanggal 24 Desember 2014 dengan Badan Hukum Nomor : 192/BH/XIV.31/XII/2014 menjadi Koperasi Wanita Srikandi.
Koperasi Wanita Srikandi mempunyai 2.602 dampingan petani penderes, 14 kelompok dampingan pengrajin VCO, dan 5 kelompok perajin klentik (bahan dasar minyak goreng) di beberapa wilayah Kabupaten Purworejo dan Wonosobo. Dengan dibantu beberapa staff administrasi yang berkualitas dibidang masing-masing.
Produk-produk olahan berbasis kelapa yang dikelola Koperasi Wanita Srikandi telah melakukan penjualan ekspor dalam skala besar dan mendapatkan sertifikat organic Internasional yang dikeluarkan oleh Control Union Belanda, Sertifikat EU Organic Farming dari Eropa dan bersertifikat USDA organic dari Amerika.
Saat ini kapasitas produksi untuk gula semut sebanyak 225 ton per bulan, VCO sebesar5 ton per bulan dan minyak goreng dengan hasil 10 ton per bulan.
“Selain itu sudah terdapat label halal dari LPPOM Provinsi Jawa Tengah, PIRT Dinkes Kabupaten Purworejo,” imbuh dia.
Agar tetap terjalin kesinambungan yang baik, lanjut Nuke Koperasi Wanita Srikandi ingin melebarkan sayapnya dengan membuka pasar domestik untuk penjualan produknya.
Kami membuat produk jasa berupa wisata industri/edukasi yang diperuntunkan untuk semua sasaran masyarakat Purworejo maupun di luar Kabupaten Purworejo yang ingin belajar/medapatkan ilmu tentang dunia usaha terlebih pada usaha yang ada di Koperasi Wanita Srikandi ,” kata Nuke lagi.
Fasilitas yang diberikan oleh Kementrian Koperasi dan UKM berupa pelatihan-pelatihan dan BINTEK serta terjalin kerjasama OVOP dengan Lotte Mart Indonesia dengan KOTRA dari Korea Selatan.
Omzet per bulan mencapai sekitar satu milyar rupiah dan asset berupa bangunan pabrik gula, pabrik minyak dan kantor administrasi beserta peralatan produksi.
Kegiatan membuat gula kelapa-Foto: Dokumentasi PribadiSelain tenaga kerja dalaprosesproduksi sebanyak 300 orang, Koperasi Wanita Srikandi memiliki tenaga kerja manajemen 6 Orang, administrasi 8 orang, tenaga produksi 11 orang, tenaga lapangan 44 orang, serta jumlah Petani Sertifikasi sebanyak 2740 orang (Irvan Sjafari).