Kopsyah BMI Serahkan HRSH ke-525 & 526: Bukti Nyata Peran Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan

Kopsyah BMI Serahkan HRSH ke-525 & 526: Bukti Nyata Peran Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan
Presdir Kopysah BMI Komaruddin Batubara/dok.Peluangnew/HO

Peluangnews, Bogor – Suasana haru dan bahagia menyelimuti Kampung Sampay, Desa Rabak, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, hari ini. Dua keluarga prasejahtera menerima bantuan rumah layak huni dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) melalui program Hibah Rumah Siap Huni (HRSH) yang ke-525 dan 526.

Program ini menjadi bukti nyata bahwa koperasi tidak hanya menjadi instrumen keuangan, tetapi juga motor penggerak ekonomi kerakyatan dan sosial. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Koperasi RI, Ferry Juliantono, didampingi Sekretaris Kementerian Koperasi Ahmad Zabadi serta Kepala Divisi Pembiayaan LPDB, Ridho.

Dua penerima manfaat kali ini adalah Ani (42), buruh dengan tujuh anggota keluarga, dan Nining (62), seorang janda yang tinggal bersama anak dan menantu. Rumah mereka yang sebelumnya tak layak huni, kini telah berubah menjadi tempat tinggal aman, sehat, dan nyaman.

Total dana sebesar Rp 121 juta untuk pembangunan dua rumah ini seluruhnya berasal dari sedekah karyawan Kopsyah BMI, mencerminkan semangat gotong royong berbasis nilai-nilai syariah. Acara ini dipimpin oleh Kepala Cabang Ciseeng, Niken Kusumaningtias, dan Manajer Area, Basori, bersama para manajer cabang lainnya.

Wamenkop Ferry Juliantono dan Presdir BMI Group Kamaruddin Batubara/dok.Peluangnews/HO

Kamaruddin Batubara, Presiden Direktur Koperasi BMI Group, menegaskan pentingnya koperasi sebagai pilar ekonomi nasional. “Kalau kita tidak berkoperasi, kita sedang mengingkari amanat konstitusi. Koperasi hadir dari ujung rambut hingga ujung kaki – dari produksi, distribusi, hingga konsumsi,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan kesiapan untuk bersinergi dengan program Koperasi Desa Merah Putih yang saat ini sedang digalakkan oleh Kementerian. Menurutnya, koperasi desa harus menjadi penggerak ekonomi lokal tanpa kehilangan nilai kebermanfaatan bagi anggotanya.

“Biarkan perputaran ekonomi terjadi di desa. Kalau pun keluar, harus kembali dengan nilai tambah untuk anggota melalui SHU. Itulah koperasi yang berdaya dan menjadi amal jariyah,” tutup Kambara.

Kegiatan ini memperkuat peran koperasi sebagai solusi berkelanjutan bagi persoalan sosial ekonomi masyarakat lapisan bawah. Di tengah tantangan pemerataan pembangunan, koperasi seperti Kopsyah BMI menunjukkan bahwa keuangan inklusif dan gotong royong masih menjadi kekuatan utama bangsa. (RO)

Exit mobile version