Cukup dengan dana sebesar Rp 1,2 miliar saja, Kopsyah BMI berhasil membangun 41 unit rumah layak huni gratis untuk masyarakat penghasilan rendah dan kaum dhuafa
Satrai, warga Desa Pasanggrahan, Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang itu, tak putus mengucap rasa syukur dan terima kasihnya. Sesekali ia mengusap air mata haru atas pemberian luar biasa yang diterimanya dari Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia. (Kopsyah BMI). Hari itu, Rabu 27 Desember 2017, Kopsyah BMI selesai memugar gubug reyot Satrai menjadi rumah layak huni. Sekaligus program pembangunan rumah layak huni gratis (RLHG) ke 41 yang dibangun sepanjang tahun 2017.
“Target awal kami hanya 31 unit RLHG, namun kami tambah 10 unit lagi karena adanya donatur yang tergerak untuk ikut membantu pembangunan RLHG, bahkan ada pula donatur dari Singapura,” kata Presiden Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara di sela acara penyerahan RLHG untuk Satrai. Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Serang Abdul Wahid serta segenap unsur muspida setempat.
Sejak digulirkan pada 2015, hingga Desember 2017 Kopsyah BMI sudah membangun 65 unit RLHG yang umumnya merupakan diserahkan kepada anggota. Namun demikian koperasi ini tak melulu memberikan RLHG hanya kepada anggota. Ada pula masyarakat (non-anggota) yang menerima RLHG, seperti halnya Satrai di Kabupaten Serang. Duda berusia 65 tahun yang tidak memiliki pekerjaan itu hidup dengan kondisi memprihatinkan, bahkan untuk makan sehari-hari hanya menunggu belas kasihan tetangganya. “Orang tua seperti Pak Satrai sangat layak kita bantu, dan sesuai dengan perintah AL-Quran surat At-Taubah 60,” kata Kamaruddin seraya menambahkan pihaknya akan memberi santunan kepada Satrai sebesar Rp500.000 setiap bulan selama hidup. Dana santunan tersebut bersumber dari Zakat, Shodaqoh dan Wakaf (Ziswaf) Karyawan dan Anggota Kopsyah BMI.
Sebelumnya, masih di kabupaten Serang, Rabu, 6 Desember 2017 Kopsyah BMI juga menyerahkan RLHG sebanyak 7 unit yang diserahkan kepada anggota di daerah tersebut.
PARTISIPASI MASYARAKAT MENGUAT
Kiprah Kopsyah BMI mempelopori pembangunan RLHG, rupanya mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Respon tersebut ditunjukkan dengan penyerahan bantuan yang terus mengalir dan ditampung dalam kotak Ziswaf. Bahkan Bupati Tangerang merupakan pendukung utama yang sering menyempatkan waktunya menghadiri penyerahan RLHG. Program tersebut sejalan dan mendukung program Kabupaten Tangerang yang bertekad untuk mengurangi jumlah rumah tidak layak huni di daerah tersebut yang jumlahnya mencapai 18.500 unit.
Selain dari dana ziswaf, sumber pembiayaan RLHG lainnya berasal dari Dana Kebajikan Kopsyah BMI yang berasal dari provinsi yang dikembalikan ke anggota dalam bentuk kegiatan sosial. “Untuk tahun 2018 kami akan membangun lagi 50 RLHG, mudah-mudahan makin banyak masyarakat yang ingin ikut berpartisipasi sehingga jumlah RLHG dapat kita tingkatkan, sekaligus membantu program pemda yang ingin mengurangi jumlah rumah tidak layak huni yang jumlahnya masih sangat banyak,” tandas Kamaruddin.
Selain aksi sosial pembangunan RLHG, tahun lalu Kopsyah BMI juga melansir produk pembangunan rumah tanpa DP (down payment). Program dengan nama Mikro Tata Griya tersebut untuk membantu anggota memiliki rumah seharga Rp54 juta tanpa uang muka dan hanya mengandalkan tabungan pada BMI. Program ini dinilai meringankan karena syaratnya mudah, yaitu terlebih dahulu melunasi pembiayaan air dan senitasi. Kopsyah BMI juga merancang program SANIMESRA (sanitasi, musholla dan pesantren). Program ini memang untuk menyasar musholla dan pesantren yang tidak terawat bahkan tak layak pakai. Sumber dana program ini masih menggunakan Ziswaf, sesuai dengan fungsi dan peran Kopsyah BMI dalam pemberdayaan ummat. (Irsyad Muchtar)