Dengan omzet mencapai Rp29 miliar, Kopmen BMI terus bergerak melayani seluruh kebutuhan anggota.
Kuatnya penetrasi ritel-ritel modern raksasa yang menguasai pangsa pasar sering kali membuat ciut nyali pebisnis baru untuk terjun ke sektor tersebut. Sehingga banyak yang memilih untuk menjadi mitra tanpa berani membuat brand baru. Koperasi yang bergerak di sektor ini pun bisa dibilang kondisinya hidup segan mati tak mau.
Namun tidak demikian halnya dengan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI). Di tangan Kamaruddin Batubara, atau biasa disapa Bara, Kopmen BMI yang usianya masih “bayi” telah menjelma menjadi kekuatan baru ritel modern.
Bara selaku Presiden Direktur Kopmen BMI sangat jeli membaca potensi pasar ritel. 260 ribu anggota Koperasi BMI adalah pasar yang sangat potensial. ” Pergerakan Kopmen BMI harus berbasis kebutuhan anggota. Kita siapkan semuanya sehingga anggota akan belanja secara militan, apapun kebutuhannya kita siapkan,” ujar Bara.
Dari 260 ribu anggota Koperasi BMI, ada 16.000 warung anggota yang merupakaan binaan. Dari captive market ini saja sudah menjanjikan. Belum lagi ditambah dengan lebih dari 1.000 karyawan Koperasi BMI serta masyarakat umum yang juga boleh berbelanja. Tentu, kapitalisasi pasarnya cukup menggiurkan.
Saat ini, Kopmen BMI memiliki 15 unit usaha yang tersebar di wilayah Banten, yaitu 4 unit Toko bangunan yang berlokasi di Walantaka, Pakuhaji, Cisauk dan Cisoka, 3 unit Grosir yang berlokasi di GTG Cikupa, Pakuhaji dan Walantaka, 3 unit minimarket di GTG Cikupa, Pakuhaji dan Walantaka, 1 unit café Kopi Rindoe Benteng di Gerai Tangerang Gemilang Cikupa, Kopi rindoe mini 3 unit di Pakuhaji, Walantaka dan Teluknaga serta Divisi Pariwisata dan Umroh yakni Travel BMI Tours dan Travel di GTG Cikupa.
Positifnya respons pasar terhadap Kopmen BMI melambungkan omzetnya hingga mencapai Rp29 miliar. Menariknya, selain memburu keuntungan material, Bara menekankan agar senantiasa menjalankan fungsi sosial dan spiritual.
“Semua unit usaha Kopmen BMI tidak lepas dari fungsi sosial dan nilai ibadah.Kami menerapkan kebijakan, pertama bahwa seluruh transaksi penjualan pertama seluruhnya di infaqkan, berapapun nilainya, yang kedua ada porsi infaq dan wakaf dalam setiap keuntungan. Misal, setiap keuntungan dari BMI Tours dan Travel itu akan disisihkan 1,5 % untuk infaq, dan setiap gelas Kopi Rindoe Benteng itu disisihkan 1000 rupiah untuk wakaf, karena tujuan kita ingin memiliki perkebunan kopi sendiri seperti sejarah di Tangerang dahulu, yang memiliki perkebunan kopi khas Tangerang, ” tutup Bara. (Kur)