hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Kopkar GMF AeroAsia Sejahtera Tergerus Efek Domino Pandemi 

Merosotnya kinerja usaha Kopkar GMF AeroAsia Sejahtera dipicu oleh faktor eksternal yang sulit. Pandemi berkepanjangan mengganggu kinerja induk perusahaan dan merembet pada rontoknya usaha koperasi.

Dunia penerbangan komersial boleh dibilang sektor paling babak belur dihajar pandemi covid-19. Banyak maskapai penerbangan yang mengurangi frekuensi operasi, bahkan ada pula yang berhenti dan bangkrut. Kondisi ini juga merembet ke induk perusahaan Koperasi Karyawan PT GMF AeroAsia Sejahtera (GMF-AAS) yang kinerjanya ikut tergerus pandemi. Kondisi itu juga menyasar ke usaha koperasi yang akhir Maret lalu menggelar RAT pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tahun buku 2021.

Dalam laporannya, Ketua Kopkar GMF-AAS Yuyun Zaenuddin membeberkan kerugian koperasi yang dia pimpin. “Sebagian besar kegiatan koperasi terganggu karena usaha kami tergantung dengan keberadaan PT. GMF AeroAsia yang tengah mengalami penurunan gairah bisnis penerbangan. Akibatnya, omset dan SHU Kopkar  ikut terganggu,” paparnya. Kendati mengalami penurunan cukup siginifikan, lanjut Yuyun, koperasi beranggota 2.563 orang ini, mampu bertahan dan membukukan SHU yang tergerus hampir 75 pesen. SHU tercatat sebesar Rp427,594 juta, merosot hampir 75% dibanding 2020 yang masih mampu mendulang SHU Rp1,707 miliar.

Sepanjang 2021, bisnis internal Kopkar GMF-AAS, antara lain pengadaan barang dan jasa, simpan pinjam, dan jasa lainnya membukukan pendapatan Rp27,727 miliar dengan beban operasi sebesar Rp21,806 miliar. Sedangkan bisnis eksternal, yaitu PT Bisma Aero Sejahtera merealisasikan pendapatan Rp18,363 miliar, dengan gross profit Rp2,708 miliar atau minus 44,7 persen dari 2020. Keuntungan operasinya hanya Rp275, 768 juta atau 1,5 persen dari revenue. 

Turunnya pencapaian bisnis internal ini bisa dibandingkan dengan kinerja 2019 yang kala itu meraup pendapatan Rp53,094 miliar dengan beban pokok Rp36,541 miliar. Sedangkan bisnis eksternal mengantongi pendapatan Rp88,214 miliar dengan gross profit 11 persen dari revenue. Akibat efek domino yang merembet dari perusahaan induk itu, aset Kopkar GMF-AAS tergerus jadi Rp142,189 miliar melorot drastis dari Rp209,507 miliar per 2020.

Rontoknya kinerja tergerus pandemi, kata Yuyun, hanyalah kondisi pandemi yang tidak menentu memang tak bisa dihindari. “Akan tetapi kami akan agendakan dan rencanakan ulang berbagai program yang tertunda di tahun lalu dan Program Kopkar GMF-AAS Sehat di tahun 2022 ini optimis dapat memajukan kopkar karena dasar program dari kajian dan perhitungan para pangurus untuk mendapatkan formula yang tepat pada kondisi bisnis saat ini, semoga pandemi segera berakhir dan koperasi kita kembali bangkit,” harap Yuyun.  (Irm)

pasang iklan di sini