SUMBAWA BESAR— Dusun Punik , Desa Batu Dulang, Kecamatan Batulanteh, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat terletak di atas ketinggian 870 meter di atas permukaan laut. Untuk bisa mencapai dusun merupakan dusun sekitar kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Batulanteh memerlukan waktu sekira 90 menit dari Sumbawa Besar, setelah melalui jalan banyak tanjak dan turunan yang curam.
Di kawasan inilah kopi terbaik Sumbawa dari jenis arabika, robusta hingga kopi luwak dihasilkan, tidak saja dikirim ke luar Sumbawa, tetapi juga di luar Provinsi NTB. Kopi ini menawarkan cita rasa fuity, pahit dan gurih, dengan berbagai pilihan rasa sitrus, melon, cokelat atau moka, hingga gula merah.
Produksi kopi ini hadir berkat kerja keras dari Kelompok Tani Rokam Bangkit yang berdiri sejak 1982. Mulanya hanya sekadar budi daya kopi. Namun sejak 2012, Poktan Rokam Bangkit ini menggagas kopi berkualitas tinggi.
Caranya, mereka mengadopsi dari beberapa literatur tentang pengolahan kopi berkualitas dengan menerapkan SOP kopi dari tanam, perawatan, panen hingga pasca panen, hingga produk siap jual baik green bean,roasted bean maupun bubuk.
Owner Kopi Punik Sumbawa (brand produksi dari Poktan Rokam Bangkit) , Wiwin Suryani mengatakan, sejak 2017, dia mulai belajar tentang bagaimana kopi ini agar diterima di pasar lokal,regional nasional bahkan internasional.
“Saya tentunya juga mempelajari segala macam tentang pengolahan kopi dan hal-hal berkaitan dengan ilmu kopi) tanpa henti, hingga kini,” kata Wiwin bergabung ke Poktan sejak 2013, di Divisi Pemberdayaan, Mutu dan Pemasaran kepada Peluang, melalui Whatsapp, Rabu (10/3/21).
Perempuan kelahiran 10 Juni 1987 ini kemudian menuangkan ilmu yang didapatnya ke anggota Kelompok Rokam Bangkit. Dia kemudian membentuk brand Kopi Punik Sumbawa di pasar nasional kopi.
Brand ini menawarkan pilihan kopi green bean, roasted bean dan bubuk, dengan variasi pengolahan pasca panen yakni natural, honey,semi wash,full wash dan wine.
Produktivitas sejak ditangani oleh brand ini sekitar 50-100 ton per tahun untuk skala Poktan Rokam Bangkit, secara keseluruhan dengan masyarakat lainnya yakni sekitar 200 ton.
“Bahkan pandemi Covid 19 tidak begitu berpengaruh karena ketika ada hambatan selalu mampu beradaptasi dan harus inovatif mencari solusi,” imbuh sarjana Biologi Universitas Malang ini.
Ketika puncak covid 19 pada 2020, Kopi Punik Sumbawa mendapat program JPS gemilang dari program Provinsi NTB sejumlah 7.500 pieces kopi bubuk kemasan yang dipesan langsung oleh pemerintah untuk dibagikan ke masyarakat terdampak pandemi.
Brand ini menciptakan berbagai kemasan produk olahan kopi mulai dari kopi sachet seharga Rp1.900, kemasan Kopi bubuk Robusta Rp19.000, Kopi Bubuk Arabica seharga Rp24 ribu hingga Kopi Bubuk Sumbawa Speciality seharga Rp45 ribu.
Pada tahun itu juga Wiwin bersama usaha kopi punik sumbawa menyabet 2 juara yakni juara pertama, Wirausaha Muda Syariah Kawasan Indonesia Timur 2020 dan Juara 1 Wirausaha Muda NTB 2020.
“Sejak 2019 hingga sekarang menjadi binaan Bank Indonesia NTB, sangat berpengaruh terhadap perkembangan Kopi Punik Sumbawa,” pungkas Wiwin (Van).