JAKARTA—-Menjadi laki-laki sendiri di tengah kaum perempuan yang menggebu berkoperasi membuat Ihsan Hakim harus ekstra sabar mendengarkan, setiap pertanyaan dan celotehan yang tiada henti. Sebagai Manajer Koperasi Wanita Istiqamah di kawasan Bekasi, alumni sebuah universitas swasta di Gorontalo ini harus piawai menjelaskan secara detail setiap hasil kerjanya.
“ Para ibu-ibu lebih cerewet mendesuak saya untuk memenuhi target. Ketika saya sudah memenuhi target, gaji terlambat juga biasa,” ujar Ihsan dengan santai kepada Peluang, di sela-sela acara Pelatihan Dasar Koperasi DKI Jakarta, Senin (12/11/2018) lalu.
Koperasi Wanita Istiqamah berdiri sejak 2007. Koperasi ini merupakan Koperasi Serba Usaha. Melalui koperasi ini para anggota koperasi mendapatkan sembako murah. Kinerja koperasi ini terbilang lumayan untuk wilayah Bekasi. Koperasi ini sudah mempunyai aset sebesar Rp1,2 miliar dan pada RAT 2017 membagikan SHU bersih sekitar Rp150 juta kepada anggotanya.
“Kami menjalankan berbagai inovasi. Simpanan Jasa diberikan dalam bentuk produk. Misalnya saja dengan menjual sembako di bawah harga pasar sebagai pengganti. Misalnya saja satu liter minyak goreng, hara seliternya Rp14 ribu. Saya beli digrosiran Rp12.500 dan dijual ke anggota Rp9-10 ribu. Selisihnya disubsidi itu pengganti Simpanan Jasa itu,” ungkap Ishan.
Namun anggota tetap menerima SHU dari Unit Simpan Pinjam. Strategi inilah yang mengikat anggota tetap loyal kepada koperasi, karena menerima manfaat secara langsung. Kalau tidak ada aral melintang Koperasi Wanita Istiqamah akan mengubah badan hukumnya menjadi koperasi syariah.
Strategi ini disambut baik oleh Instruktur dan Praktisi Koperaalkan sudah dispeakatai smua anggota, langkah ini meurpakan contoh inovasi yang dilakukan koperasi,” cetusnya.
Ihsan sendri bukan saja menjadi manajer di Koperasi Wanita Istiqamah, tetapi juga beberapa koperasi lainnya di Kota Bekasi. “Memang harus pandai bagi waktu, tetapi kiatnya Cuma satu, yaitu amanah,” pungkasnya (Irvan Sjafari).