PeluangNews, Badung — Koperasi BMI Group menunjukkan terobosan baru dengan terlibat langsung dalam industri perfilman. Presiden Direktur Koperasi BMI Group sekaligus Direktur Utama Kopsyah BMI, Kamaruddin Batubara, memanfaatkan peluncuran buku 100 Koperasi Besar Indonesia 2025 di The Trans Resort Bali, Kamis (19/6/2025), untuk memperkenalkan film bertema koperasi berjudul The Sun Gazer – Cinta dari Langit.
Di hadapan lebih dari 200 pegiat koperasi dari berbagai daerah, Kamaruddin — yang akrab disapa Kambara — menegaskan pentingnya koperasi untuk tidak hanya bergerak di sektor keuangan, tetapi juga merambah industri kreatif. Menurutnya, film dapat menjadi medium strategis untuk menyampaikan nilai-nilai koperasi kepada publik.
“Ini adalah bentuk ekspansi koperasi ke sektor riil. Koperasi harus mewarnai ruang budaya dan media. Siapa lagi yang bisa masuk ke sana kalau bukan kita, orang-orang koperasi?” ujar Kambara.
Film yang diproduksi Warna Pictures dan disutradarai oleh Jastis Arimba ini diangkat dari novel The Sun Gazer atau Sang Penatap Matahari. Kisahnya terinspirasi dari pengalaman nyata seorang pengawas Kopsyah BMI yang juga tokoh syariah nasional. Ia mengalami dilema batin antara cinta dan prinsip syariah dalam pernikahannya.
Film ini mengusung empat tema utama, yakni; Cinta, Ekonomi dan keuangan syariah, Bahaya pinjaman online (pinjol), judi online (judol), dan belanja online berlebihan (benjol) serta perjuangan koperasi dan UMKM
“Ini bukan hanya tentang drama. Ini tentang bagaimana syariah hidup dalam praktik nyata. Tisunya harus banyak kalau nonton film ini,” canda Kambara.
Kambara juga mengumumkan bahwa The Sun Gazer – Cinta dari Langit akan tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia mulai 21 Agustus 2025. Sebagai bentuk apresiasi, koperasi yang masuk daftar 100 Koperasi Besar Indonesia 2025 akan menerima dua tiket nonton gratis — masing-masing satu dari Majalah Peluang dan satu dari Koperasi BMI Group.
Tak berhenti di satu film, Kambara menyebut pihaknya telah menyiapkan sekuel berjudul Pesan Langit di Bumi jika film pertama menembus satu juta penonton. Sekuel tersebut akan menggali lebih dalam kisah inspiratif dari para pelaku koperasi di berbagai daerah.
“Kisah para penggerak koperasi itu penuh welas asih dan kebijaksanaan. Sayang kalau tidak diangkat ke layar lebar. Film bisa jadi alat dakwah modern bagi gerakan koperasi,” pungkas Kambara. (Aji)
