Site icon Peluang News

Koperasi Susu di Kuningan Menuju “Integrated Farming”

Peninjauan LPDB ke salah satu koperasi susu di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat-Foto: Istimewa.

KUNINGAN—Para peternak sapi perah di Kabupaten Kuningan menyadari pentingnya menjadi anggota koperasi untuk meningkatkan kesejaterahan mereka. Menurut Sekretaris Koperasi Serba Usaha Karya Nugraha Jaya Juren, paling tidak terdapat tiga koperasi susu hanya di satu Kecamatan, yaitu Cigugur. 

“Para peternak sapi perah sudah mengenal KUD Dewi Sri di masa Orde Baru. Namun kemudian koperasi itu tidak berkembang dan pecah, di antaranya menjadi KSU Karya Nugraha Jaya,” ujar Juren ketika dihubungi Peluang, Kamis (10/6/21).

KSU Karya Nugraha Jaya yang berdiri pada 1998 mempunyai anggota sekitar seribu peternak . Menurut Juren dengan 3.500 sapi perah indukan (ditambah jantannya menjadi sekitar lima ribu ekor), koperasi ini mampu memproduksi 35 ribu liter susu per hari.

Sebagai catatan, aset KSU Karya Nugraha Jaya menurut RAT Tahun Buku 2020 mencapai Rp20 miliar. Sementara omzetnya berkisar Rp7 miliar per bulan. Koperasi Serba Usaha (KSU) Karya Nugraha Jaya yang merupakan koperasi kelompok peternak sapi perah yang memiliki unit pendinginan susu, unit pakan ternak, unit pelayanan kesehatan ternak dan unit peternakan sapi. 

“Produksi kami sekitar 90 persen diserap oleh Industri Pengelola Susu (IPS), di antaranya Ultra Jaya, Bandung.  Hanya sekira 10%  dijual retail,” tambah pria kelahiran 1974 ini.

Menurut Juren pandemi Covid-19 tidak berdampak bagi usaha peternakan susu karena susu segar diserap industri, hanya pakan ternak menambah ongkos produksi.  Menurut dia, prospek peternakan sapi masih cerah, karena kebutuhan IPS saja sebesar  80%  masih impor, sementara peternak lokal baru berkontribusi 20%. Jadi masih ada peluang bagi peternak sapi lokal dan tentunya harus bergabung di koperasi.

“Saat ini harga susu masih ditentukan oleh IPS. Ke depan kami ingi menentukan harga susu sendiri. Selain itu kami juga  ingin buat olahan susu seperti yogurt, seperti yang dilakukan koperasi susu di Pengalengan dan Ciwidey,” ujar Juren.

Koperasi  susu lainnya adalah   Koperasi Gapura Sehat Lembah Kamuning yang memiliki peternakan berbasis integrated farming dan juga sebagai balai pelatihan yang memberikan terobosan bagi para petani dan peternak untuk meningkatkan produksi.

Saat ini menurut Direktur Lembah Kamuning-spin off-dari koperasi-Dani Eko Prasetyo, koperasi ini beranggotakan 200 peternak dengan 700 hingga ekor sapi perah. Produksi susunya mencapai 7.000 liter per hari.

Aset pada Tahun Buku 2020 mencapai Rp10 miliar, dengan omzet Rp3 miliar pe bulan. Koperasi Gapura Sehat dinahkodai oleh Sudarmoko, mantan Direktur Fonterra, Koperasi Susu Besar di Selenadia Baru.

“Kami sudah bermitra dengan enam pabrik, di antaranya Frisan Flag, Diamond dan Orangtua,” ungkap alumni Stekpi, Kalibata, Jakarta ini.

Pria kelahiran 1984 ini optimis bahwa suatu ketika para peternak susu akan menentukan harga susu sendiri. Koperasi ini juga menawarkan wisata edukasi bagi mereka yang berminat.

Pada 25 Mei lalu, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisdianto bersama Direktur Umum dan Hukum LPDB-KUMKM Jaenal Aripin, mendampingi Kunjungan Kerja Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Agus Santoso melakukan kunjungan kerja kepada kedua koperasi.   Mereka menjajaki membuat integrated farming di Kabupaten ini.

Jaenal mengharapkan dengan terbentuknya ekosistem koperasi susu di Kabupaten Kuningan Jawa Barat dapat mendorong koperasi-koperasi sektor riil untuk naik kelas menjadi koperasi modern.

“Pihak LPDB mendukung dari sisi pembiayaan kepada koperasi-koperasi sektor riil,” ucap Jaenal.

Kabupaten Kuningan tercatat sebagai salah satu penghasil susu sapi terbesar ketiga di Indonesia. Data dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP3) Kuningan pada 2018,  di Kecamatan Cigugur sebagai sentra susu mempunyai ratusan peternak dengan jumlah populasi sapi perah mencapai sekira 6.000 ekor.

Dalam satu hari, 50.000 liter susu segar dihasilkan dari Cigugur untuk memenuhi permintaan sejumlah perusahaan susu di Indonesia juga pasar lokal (Irvan).

Exit mobile version