DALAM era disrupsi ekonomi seperti sekarang, Koperasi tidak bisa lagi bersantai- santai dalam zona nyaman. Meski sebelumnya menguasai pangsa pasar, kompetitor datang dari kiri kanan. Baik dari sesama koperasi maupun nonkoperasi. Karenanya, diperlukan terobosan bisnis untuk menghasilkan sumber pertumbuhan baru. Koperasi Nusantara (Kopnus) yang kini dipimpin Dedi Damhudi cukup gesit melakukan terobosan.
Didirikan pada 10 Oktober 2004 dengan nama Koperasi Dana Indonesia memperluas pasar pembiayaan dengan produk pembiayaan wisata religi dan umrah. Hasil pengembangan pasar pembiayaan positif. Pada 2016, penyaluran pembiayaan wisata religi/umrah melonjak signifikan 240% dari Rp38,08 miliar menjadi Rp129,31 miliar. Sisi pembiayaan pensiun yang selama ini jadi andalan turun tipis sebesar 1% dari Rp1,76 triliun menjadi Rp1,74 triliun. Secara agregat, kenaikan pembiayaan wisata religi mendongkrak pertumbuhan total pendapatan dari Rp1,80 triliun jadi Rp1,87 triliun. Memasuki 2018, koperasi dengan pasar utama pensiunan pegawai negeri sipil, TNI dan Polri ini bergegas untuk masuk ke era digital. Tekad ini ditegaskan oleh Ketua Pengawas Kopnus Rahmat, karena dengan pemanfaatan digital, produk bisa dinikmati anggota tanpa batas. Masalahnya, sambung Rahmat, perkembangan koperasi masih belum kondusif. Pasalnya, pemerintah belum hadir untuk membesarkan koperasi.