Mengubah nama usaha dari semula Koperasi Karyawan Sigap Prima Astrea menjadi Koperasi Sigap Nusantara merupakan bagian dari strategi pengelola koperasi ini untuk memasuki persaingan pasar yang lebih terbuka. Boleh jadi lantaran ada embel-embel “karyawan” menimbulkan kesan eksklusif di mana anggota hanya di lingkungan induk perusahaannya saja. Perubahan nama tersebut, kata Ketua Koperasi Sigap Nusantara (KSN) Tri Murti Nurrasa secara resmi sudah diumumkan pada 2022 lalu dan merupakan amanah dan keinginan segenap anggota.
“Dasar pemikirannya adalah karena kami ingin mengembangkan kegiatan usaha kepada anggota koperasi ini yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air dan juga untuk kelangsungan koperasi ini di masa mendatang,” ujarnya. Urusan tata kelola koperasi memang bukan soal baru bagi Tri yang sebelumnya pernah menjabat manager Koperasi Karyawan Astra Internasional (KAI). Di koperasi besar ini ia berkiprah sejak 1995 hingga 2013. Selanjutnya ia ditugaskan mengelola anak perusahaan KAI, PT Surya Indonusa, pengelola kereta gantung di Ancol. Pada 2019, sarjana manajemen kelahiran Jakarta 1969, ditugaskan mengelola anak perusahaan KAI lainnya, yaitu PT Sigap Prima Astrea (SPA) yang bergerak di bidang penyediaan usaha jasa pengamanan. Setahun berselang di SPA, Tri masuk dalam kepengurusan koperasai sigap sebagai Sekretaris. Koperasi yang didirikan sejak 20 januari 2003 ini memang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan karyawannya yang memang cukup besar, mencapai 13.300 orang di tahun 2022, kemudian pada periode berikutnya didapuk jadi ketua pengurus hingga 2026 mendatang.
Saat menggelar Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2022 pada Jumat 26 Mei lalu, S1 Management lulusan Universitas Atma Jaya Jakarta ini bertutur mengenai rencananya membesarkan usaha KSN ke depan. Berikut petikannya.
Koperasi Sigap Prima Astrea berubah nama jadi Koperasi Sigap Nusantara (KSN), apa alasan kuat di balik perubahan nama ini ?
Awalnya kami hanya melayani anggota saja yang notabene adalah karyawan PT Sigap Prima Astrea (SPA). Belakangan perusahaan kami terus berkembang dan keanggotaan pun semakin besar dan tidak hanya di Jakarta saja, tapi sudah tersebar di berbagai daerah. Tahun lalu, misalnya jumlah anggota sudah 12.385 orang, sebanyak 5.755 di Jakarta dan 6.630 tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam bentuk apa saja pelayanan yang diberikan kepada Anggota?
Umumnya adalah simpan pinjam dan toko retail, namun belakangan juga pada kredit kendaraan bermotor, bahkan tahun lalu kami buka program baru, kepemilikan rumah. Memang layanan kami belum merata, sehingga kami ubah konsep menjadikan usaha koperasi ini semakin terbuka dengan ganti nama. Harapan kami, ke depan KSN juga bisa melayani anggota profesi satpam tidak hanya di SPA, tapi bisa juga di tempat lain.
Agar layanan simpan pinjam dapat diakses seluruh anggota, kami kerja sama dengan sejumlah institusi, termasuk Go-Pay untuk penyaluran pinjaman. Kini anggota di seluruh Indonesia sudah bisa mengajukan pinjaman melalui aplikasi di HP mereka.
Tahun lalu dunia usaha banyak yang tiarap lantaran pandemi covid-19. Bagaimana dengan KSN ?
Alhamdulillah kami tidak terlalu bermasalah dengan pandemi covid-19, karena anggota kami yang umumnya adalah satpam tetap bertugas. Jadi, nggak terlalu berdampak terhadap penghasilannya, sehingga program simpan pinjam berjalan.
Setelah pandemi ini kami bisa lebih meningkatkan program-program yang ada seperti program kepemilikan rumah, kerja sama dengan developer. Kita ingin anggota Satpam juga bisa punya rumah, selama ini kan nggak bisa karena mereka statusnya kontrak.
Anggota KSN ini semuanya Satpam ya ?
Ya betul, sekarang anggota kita ada 12.000 an orang di seluruh Indonesia. Masih terbilang sedikit jika dibanding dengan total jumlah satpam seluruh Indonesia mencapai sekitar 1,5 juta orang.
Artinya, peluang untuk meningkatkan jumlah anggota dari kalangan profesi satpam terbuka lebar ya ?
Ya, ini potensi yang besar. Lantaran itu kami berupaya untuk mengembangkan koperasi ini ke tingkat yang lebih luas dengan pergantian nama. Ke depan kita ingin KSN menjadi koperasinya para satpam karena hingga saat ini memang belum terbentuk koperasi profesi satpam. Tidak usah seluruh yang 1,5 juta itu, cukup 200 ribu orang saja kita bisa merekrut mereka jadi anggota KSN dengan iuran wajib, maka akan terkumpul jumlah dana yang luar biasa. Ambil misalnya simpanan wajibnya Rp25 ribu saja, maka bakal banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk kesejahteraan anggota
Contohnya, untuk kebutuhan seragam saja cukup besar. Satpam itu dari ujung rambut sampai kaki seragam semua. Belum lagi perumahan, kesehatan untuk medical check-up dan sembako.
Kapan program besar itu akan dimulai ?
Ini memang tahapan agenda besar yang sudah kita mulai dengan pergantian nama, Selanjutnya, berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait seperti Abujapi, APSI dan Kementerian Koperasi UKM.
Ke depan, kita ingin para satpam punya koperasinya sendiri dan dengan nilai tambah ekonomi yang makin bermartabat. Kami masih akan mematangkan rencana ini dengan teman-teman pengurus KSN dan tentunya juga dengan PT SPA induk perusahaan, tempat KSN bernaung. (Irsyad Muchtar)