Sejatinya dunia Nurdin Halid (NH)adalah pada pergumulannya yang panjang di perkoperasian.
“Darah yang mengalir dalam diri saya adalah darah koperasi,” ujar pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan, 17 November 1958 ini. Kendati minatnya pada bidang lain, sepak bola dan politik, sangat besar; fokus NH tak pernah lepas dari urusan koperasi. Ia bahkan satu-satunya Ketua Umum Dekopin yang menjabat hampir 4 periode sejak 1999 hingga 2024. Jabatan di organisasi tunggal koperasi itu hanya lepas dari genggamannya pada 2004-2009 ketika tersandung kasus minyak goreng.
Nilai tambah Nurdin sebagai orang koperasi tidak lantaran ia piawai bicara. Sarjana ekonomi perusahaan IKIP Makassar 1982 ini menyelami koperasi sejak dari ujung desa. Best practices-nya saat menjadi manajer penyuluh koperasi di Kabupaten Gowa tahun 1983, dan di Sidrap tahun 1985, kemudian kepala perwakilan Puskud Hasanudin di Kabupaten Pinrang tahun 1987. Sukses di lapangan membawa tokoh sepak bola PSM Makassar ini ke tangga yang lebih tinggi. Ia ditarik ke Puskud Hasanuddin di Kota Makassar pada 1992 dan kemudian dipromosikan sebagai direktur utama. Dari situ jalan NH yang kemudian menjadi anggota DPR-RI makin mulus menuju ibu kota. Ia menjadi Ketua Umum Induk KUD pada 1998, dan pada tahun yang sama mendirikan Koperasi Distribusi Indonesia. Sejak 2010 ia juga menjabat vice-president International Cooperative Alliance (ICA) Asia Pasifik. (Irm)