Musim panas 2020 seharusnya dinikmati oleh warga New South Wales (NSW) Australia dengan penuh suka cita. Negara bagian dengan panorama alam nan memukau ini seperti biasa bakal bersiap menyongsong semarak musim panas dengan destinasi turis mancanegara yang meningkat setiap tahun.
Tetapi tahun ini, harapan itu, seperti dikeluhkan Simon Stahl, limpahan rezeki musim panas yang biasa berlangsung Desember hingga Februari bakal lewat begitu saja. Stahl yang Chief Executive Officer (CEO) Northern Cooperative Meat Company (NCMC) dan juga warga lainnya di NSW tengah berharap cemas terhadap merebaknya wabah covid-19 corona.
Bukan hanya kesehatan tetapi juga, keberlangsungan bisnis koperasi produksi yang dipimpinnya. Sejak berdiri pada 1933 sebagai pimpinan pasar pemrosesan daging, baru tahun ini, kata Stahl, koperasinya menghadapi ancaman terbesar sepanjang sejarahnya.
Pada Januari 2020, wabah menyebabkan produk macet di dermaga di Tiongkok menunggu pemerintah negara tirai bambu itu dan karyawan bisnis untuk kembali bekerja. Pemerintah Cina telah memerintahkan para pekerja untuk tetap tinggal di rumah dan menutup pelabuhan sebagai bagian dari serangkaian langkah-langkah untuk mengendalikan penyebaran virus, dan itu memengaruhi berbagai industri Australia, termasuk NCMC. Cina termasuk salah satu dari 20 negara yang menjadi pangsa ekspor koperasi tersebut.
Laba NCMC pada tahun buku 2018-2019 mencapai 3,2 juta dolar Australiac terancam tidak terpenuhi lagi. Padahal koperasi ini harus bersusah payah untuk mendapatkan lisensi ekspor ke Cina. Pasar internasional sudah meningkatkan 30 persen ternak para petani yang menjadi anggota koperasi itu.
Pemroses daging mengirimkan produknya ke setengah lusin pelabuhan utama di Cina, termasuk Shanghai, Ningbo, Shenzen, Quingdao, Dalian dan Guangzhou.
“Begitu pelabuhan dibuka, mungkin ada pembatasan lain pada pergerakan produk jika daerah pedalaman terkunci (lockdown),” kata Stahl.
KOPERASI KANADA TUTUP TOKO
Imbas Corona juga berhembus hingga Kanada. Sebuah koperasi konsumen Mountain Equipment Co-op yang menyediakan layanan peralatan perjalanan outdoor, mulai dari sepatu gunung, jaket, tenda, alat-alat memanjat tebing dan olahraga ekstrim seperti ski menutup toko andalannya, sebuah toko dua tingkat seluas 33 ribu kaki persegi di Desa Olimpiade Musim Dingin di Vancouver. Koperasi ini juga menutup program persewaan peralatannya, yang biasanya ditawarkan di semua gerai, kecuali di salah satu tokonya. Penutupan dilakukan hingga risiko virus corona mereda.
“Kami hanya menjaga ekstra aman di sini. Ini langkah pencegahan. Kami sedang memikirkan kesehatan anggota dan staf . Kami menjaga perlengkapan persewaan kami dengan aman ke depan,” ujar juru bicara koperasi itu Andrew Sutherlanda.
Tentunya wabah ini memberikan dampak penurunan bisnis yang cukup signifikan mengingatkan koperasi yang sudah berdiri pada 1971 ini sudah mempunyai lima juta anggota. Tetapi kebijakan itu harus dilakukan mengingat di Kanada sebanyak 1.044 kasus corona dilaporkan dan 13 orang meninggal.
Sebagai catatan koperasi ini pada 2019 sudah mempunyai aset senilai 371, 762 juta dolar AS, meningkat dari 2018 sebesar 362, 155 juta dolar AS. Begitu juga penjualannya pada 2019 mencapai 452, 455 juta dolar AS, meningkat dari 2018 sebesar 454, 840 juta dolar AS.
MENUNDA EVENT
Sementara di AS, Co-operative Financial Services telah menunda “Think 20 Event”, sebuah konferensi tentang kolaborasi dan inovasi credit union selama tiga bulan. Semula perhelatan ini diadakan di Omni Hotel, Dallas, dari 4-7 Mei, ditunda hingga 17-20 Agustus, di tempat yang sama.
“Kami telah secara hati-hati memantau masalah kesehatan masyarakat seputar wabah virus corona,” kata Todd Clark, CEO koperasi tersebut.
Todd menyebutkan, tindakan itu dilakukan setelah berkonsultasi dengan sejumlah klien, anggota dewan, dan pemangku kepentingan. Mereka juga akan mengadakan acara konferensi virtual satu hari di bulan Mei, dengan tanggal dan detail konten yang pasti akan dikonfirmasi dalam beberapa minggu ke depan.
Peserta yang saat ini terdaftar untuk Think 20 akan secara otomatis terdaftar untuk acara digital pada Mei dan tanggal acara langsung baru pada Agustus. Mereka yang tidak dapat menghadiri tanggal baru memiliki waktu hingga 1 Agustus untuk membatalkan dan menerima pengembalian uang penuh.
“Konferensi Think kami secara teratur menarik lebih dari 800 peserta dan, sekali lagi, demi kesehatan dan keselamatan mereka yang terpenting bagi keputusan kami,” ujar Clark lagi.
Sebagai catatan koperasi kredit ini pada 2018 sudah melakukan transaksi sebesar 7,1 juta triliun dolar. Pada tahun itu koperasi kredit mampu memberiken deviden kepada anggotanya sebesar 17,3 juta dolar AS.
SUMBANG MAKANAN
Sementara koperasi ritel Inggris Central England Co-op meluncurkan permintaan bank makanan yang mendesak untuk mendukung mitra amal melaporkan penurunan besar sumbangan pada saat yang sama dengan lonjakan permintaan.
Koperasi ini mencari dorongan rekrutmen massal untuk penasihat layanan pelanggan di banyak tokonya untuk memastikan komunitas terus dilayani. Pengecer juga telah memberikan donasi untuk meningkatkan kemitraannya dengan FareShare Midlands, membayar biaya transportasi dan staf yang vital untuk memastikan bahwa lebih banyak paket makanan darurat terus dikirimkan.
Hubungan online khusus juga telah diluncurkan untuk memberikan pembaruan berkala pada respon masyarakat terhadap Coronavirus, detail yang tepat pada pekerjaannya untuk membantu mereka yang membutuhkan di komunitas lokal dan petunjuk dan tips untuk orang yang terkena dampak.
“Sebagai pengecer koperasi, kami ingin memastikan bahwa kami memimpin jalan bagi komunitas kami selama masa sulit ini,” kata Debbie Robinson, Kepala Eksekutif Central England Co-op.
Koperasi ini menyediakan barang-barang yang dibutuhkan seperti sereal, makanan kaleng dan buah-buahan, kantong teh, pasta kering, beras, susu umur panjang, gula, biskuit, jus dan squash buah, saus pasta dan kopi instan.
Donasi akan dikumpulkan dari toko-toko Co-op Central England dan digunakan untuk membuat paket makanan, yang berisi sekitar 11 item dan akan menyediakan setidaknya tiga hari makanan bagi mereka yang membutuhkan.
Peran sementara yang ditawarkan akan mencakup melayani pelanggan dan mengisi kembali stok. Kontrak bergulir tiga bulan ditawarkan dan orang-orang harus fleksibel dengan pola dan lokasi shift.
Koperasi ritel ini mencatat laporan keuangan yang memuaskan pada 2018 dengan penjualan kotor sebesar 869, 9 juta poundsterling, margin 18,1 juta pounsterling dan aset bersih 261, 1 juta poundsterling.
Boks: GUGUR BUNGA KOPERASI FLORAHOLLAND
Tulip tidak lagi cerah bagi petani Belanda. Untuk pertama kalinya pandemi corona memaksa para petani menghancurkan jutaan bunga per hari. Padahal pada musim semi ini, tulip, mawar, krisan dan bunga lain seharusnya memberikan berkah bagi para petani.
Koperasi Royal Flora Holland yang menaungi para petani ini tentu saja menderita kerugian. “Satu-satunya solusi adalah kita menghancurkannya,” kata Michel van Schie, juru bicara Royal Flora Holland.
Tidak ada permintaan bunga lagi karena krisis di seluruh Eropa. Hari Ibu (orang Eropa menyebutnya Mother’s Day dirayakan setiap 22 Maret) yang menyedihkan. Musim suram bagi para petani tulip yang seharusnya mulai memanen dari Januari hingga April-Mei. Para pembeli lebih tertarik untuk menimbun kebutuhan pokok ketika virus itu menyerang.
“Saat ini, banyak bunga dan tanaman berkualitas tinggi hilang karena perdagangan sebagian besar terhenti karena krisis korona. Ini mengerikan untuk dilihat,” kata CEO Royal Flora Holland Steven van Schilfgaarde dalam pernyataannya.
FloraHolland biasanya melelang 30 juta tanaman dan bunga sehari, bernilai sekitar 8,8 juta euro (7,97 juta pound). Industri florikultura Belanda mempekerjakan 150.000 orang, dan sekitar 35% ekspor bunga dan tanaman global, senilai 6,2 miliar euro per tahun, melewati Belanda.
“Coronavirus adalah bencana bagi industri bunga Belanda. Sebanyak 85% dari omzet di pasar kami hilang,” kata Michel (Irvan/berbagai sumber).