octa vaganza

Koperasi Modern Mino Saroyo, Berhasil Hubungkan 14 Unit Usaha Secara Digital

Peluang, Jakarta – Koperasi Mino Saroyo di Cilacap Jawa Tengah yang telah ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sebagai salah satu model koperasi modern, telah berhasil menghubungkan 14 unit usaha secara secara digital. 

Ketua Koperasi Perikanan Mino Saroyo Untung Jayanto menyampaikan, koperasi tersebut telah mengalami transformasi dari berbagai aspek, termasuk dalam usaha tempat pelelangan ikan (TPI), setelah menjadi contoh model koperasi terbaru. 

“Semua unit usaha kami sudah online dengan digitalisasi. Lewat digitalisasi sangat menguntungkan, salah satunya kami dapat dengan cepat melakukan proses bongkar muat kapal di TPI hingga proses penjualannya,” kata Untung dalam keterangannya, Jumat (3/3/2023).

Untung menjelaskan, setelah kapal nelayan merapat di pelabuhan pelelangan, ikan hasil tangkapan akan segera dibongkar dari kapal. Setelah itu, ikan akan dikelompokkan berdasarkan jenisnya, ditimbang, dan selanjutnya langsung dilelang. 

Dalam proses tersebut, sistem digitalisasi berjalan yakni pencatatan jenis ikan, volume, dan pembelian dengan mudah dan cepat. Perekaman data tersebut disebutnya berjalan seperti layaknya di supermarket yang turut mengeluarkan struk belanja.

 “Proses bongkar juga berjalan cepat. Dulu sebelum pakai sistem digital, seluruh pencatatannya secara manual. Bayangkan lamanya mencatat itu semua. Nelayan pun sangat senang memakai aplikasi ini,” jelas Untung.

Digitalisasi diakuinya, menjadikan proses lelang sangat efisien, sehingga membantu penanganan kualitas ikan lebih terjaga karena pengiriman ikan ke cold storage jadi lebih cepat.

Dengan sistem aplikasi ini juga, seluruh transaksi anggota tercatat secara real time. Misalnya setiap transaksi nelayan di TPI, langsung dapat dipotong 1% ke dalam simpanan nelayan di koperasi. Simpanan tersebut akan dicairkan setiap 15 hari sebelum hari raya.

Untung memaparkan, dalam membangun sistem digitalisasi, Koperasi Mino Saroyo mendapat pendampingan dari KemenKopUKM. Bahkan lewat aplikasi ini, KemenkopUKM dapat mengetahui profil koperasi Mino Saroyo, termasuk berapa omzet koperasi. 

Lebih lanjut, menurut dia, Koperasi Mino Saroyo juga tengah merancang untuk melakukan digitalisasi anggota koperasi. Hal itu ditujukan agar anggota koperasi yang berjumlah 8441 orang tergabung dalam sebuah sistem database. 

“Kami juga sedang merencanakan membuat kartu anggota elektronik, sehingga mudah membaca aktivitas usaha anggota, mulai dari kebutuhan penggunaan BBM, produksi, dan sebagainya,” ungkap Untung. 

Pendataan ini ditargetkan dapat selesai dalam tahun ini. Dengan demikian, sistem digitalisasi Koperasi Mino Saroyo menjadi lengkap baik dari sisi usaha maupun keanggotaan. 

Program modernisasi koperasi merupakan agenda prioritas 2020 – 2024 Kementerian Koperasi dan UKM 2020-2024. Proses modernisasi terbagi menjadi empat tahap, yakni fase pemodelan, replikasi, fase masifikasi, dan pemantapan, serta pengembangan lanjutan.   

Ada enam pendekatan sebagai indikator koperasi modern, yaitu terhubung dengan offtaker, manajemen bisnis (professional), akses pemasaran, akses pembiayaan, adopsi teknologi dan informasi, serta membangun ekosistem.

Lebih lanjut, Untung menambahkan, koperasi Mino Saroyo memiliki 14 unit usaha antara lain, 8 unit TPI, 7 unit SPDN, Warung Serba Ada, Unit Simpan Pinjam, Unit Cold Storage, dan lainnya. Anggota koperasi Mino Saroyo diantaranya adalah para nelayan dan pemilik kapal.

Khusus untuk SPDN, digitalisasi menggunakan sistem yang dibangun oleh Pertamina, yakni My Pertamina. Namun, pendataan tersebut tetap terhubung dengan aplikasi yang dimiliki oleh Koperasi Mino Saroyo. 

Koperasi Mino Saroyo berhasil mencapai tangkapan ikan sebanyak 11,8 juta pada 2022, meningkat dari tahun 2021 yang mencapai 8 juta kg ikan. Mino Saroyo juga mencatatkan volume usaha sebesar Rp263 miliar pada 2022, naik dari tahun 2021 yang besarnya Rp232 miliar. (alb)

Exit mobile version