Koperasi Konsumen Kana Cetak Pertumbuhan Aset 410 Persen

Dua tahun beroperasi, sejak 2023, Koperasi Kana menunjukkan kapasitas profesionalnya sebagai koperasi pencetak pertumbuhan usaha signifikan. Asetnya yang pada 2023 sebesar Rp20 miliar melonjak jadi Rp102 miliar di tahun buku 2024, naik 410 persen.

Beroperasi dengan core business industri dan produksi gula merah berkualitas premium, Koperasi Konsumen (Kopmen) Kana mengukuhkan posisinya sebagai perusahaan berbasis koperasi yang sukses kembangkan usaha berorientasi pasar ekspor.  Komitmennya tidak hanya pada kualitas dan pemberdayaan petani lokal, Kopmen Kana juga menghadirkan produk unggulan yang mampu bersaing di pasar global. Namun demikian, Kana tetap mengutamakan ketersediaan pasokan gula di dalam negeri, Ini lantaran kebutuhan gula secara nasional cukup tinggi di kisaran 7 juta ton pertahun, sementara total produksi hanya 2 juta ton saja. Artinya, Indonesia masih impor gula rerata 5 juta ton pertahun. Tekad untuk mengutamakan pemasaran gula di dalam negeri itu, dikemukakan Ketua Kopmen Kana Jonathan Danang Wardhana dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) yang berlangsung Kamis (30/4/20225) di Yogyakarta. RAT dihadiri Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kementerian Koperasi Henra Saragih serta sekitar 200 anggota Kopmen Kana.

Melonjaknya aset Kopmen Kana hingga 410% kata Danang, tidak lepas dari kondisi perdagangan perdagangan gula di luar negeri yang sangat kondusif, apalagi nilai dolar yang belakangan semakin naik. Terlebih dengan kebutuhan gula di dalam negeri yang sangat besar, sehingga ia memprediksi perdagangan gula bakal tetap cuan. “Peluangnya akan semakin besar karena konsumsi akan semakin meningkat,” terang Danang yang berharap dari hasil RAT tahun ke dua ini, sinergi antara pengurus, anggota, dan investor dipererat sehingga pada tahun ketiga akan menjadi lebih baik. Hasil RAT lainnya dibicarakan tentang pengembangan koperasi ke depan dengan sejumlah target-target. Antara lain melalui peningkatan kapasitas pabrik agar produksi gula bisa lebih besar lagi sehingga hasilnya lebih banyak untuk dibagi ke anggota. Selain itu, pengembangan pabrik gula dari yang jumlahnya dua di Kediri, bakal ditambah dua lagi di Agam, Sumatera Barat dan Banyuwangi, Jawa Timur.

Sebagai upaya untuk menggalakkan produksi gula merah sebagai bagian dari perkuatan ketahanan pangan nasional, pertengahan April lalu, Danang menggelar Forum Bisnis di Bali. Acara dihadiri sekitar 40 koperasi dari berbagai wilayah di Bali. Forum ini bertujuan membuka jalur kerja sama antar koperasi dalam membangun bisnis riil yang berdampak langsung pada kebutuhan masyarakat. “Koperasi tidak boleh hanya sibuk di simpan pinjam. Kita harus masuk ke sektor riil dan memenuhi kebutuhan nyata masyarakat,” tegas Danang.

Dorong Pertumbuhan Sektor Riil

Sementara dalam sambutannya, Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kemenkop memberikan apresiasi kepada Kopmen Kana yang sudah berhasil mengembangkan usaha berbasis ekspor. Ia mendorong pertumbuhan koperasi sektor riil apalagi berorientasi ekspor yang jumlahnya masih minim dibanding menjamurnya koperasi jenis simpan pinjam.   “Naiknya aset Koperasi Kana dari Rp20 miliar menjadi Rp102 miliar dalam tempo 2 tahun menunjukkan pengelola koperasi ini sangat profesional dan saya perhatikan dari audiens yang hadir umumnya kalangan generasi milenial,” kata Henra lagi sambil menambahkan Koperasi Kana diharapkan dapat berbagi tata kelolanya yang baik dengan Koperasi Desa Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

Menjawab imbauan Henra Saragih, Danang mengatakan pihaknya siap mendukung Program Pemerintah dengan Koperasi Merah Putihnya, terutama untuk petani tebu di sejumlah desa di Kediri. Pihaknya sudah melakukan pembicaraan dan berdiskusi dengan penanggungjawab dan pelaksana Kopdes Merah Putih di Kementerian Koperasi. Langkah berikutnya, Kopmen Kana menunggu teknis petunjuk pelaksanaan dari petugas di Kemenkop. (Irm)

Exit mobile version